BOLASPORT.COM - Harapan Tim Para Panahan Indonesia membumbung tinggi setelah pencapaian bersejarah. Dengan tim yang terbilang kecil, mereka membawa harapan besar menuju Asian Para Games Hangzhou 2022.
Di Asian Para Games 2022 Tim Para Panahan Indonesia hanya berkekuatan lima orang dengan rincian 3 atlet putra dan 2 atlet putri. Mereka adalah Setiawan (recurve), Kholidin (recurve), Ken Swagumilang (compound), Wahyu Retno Wulandari (recurve), dan Mahda Aulia (recurve).
Semua atlet merupakan pemenang medali saat para panahan dihelat untuk kali terakhir di Asean Para Games Solo 2022. Secara keseluruhan mereka menyumbang 3 emas, 2 perak, dan 4 perunggu.
Meski demikian, persiapan menuju Hangzhou 2022 yang berlangsung sejak November tahun lalu tidak berjalan dengan benar-benar mulus bagi mereka dengan minimnya kesempatan bertanding untuk mengukur kemampuan diri.
Kejuaraan Dunia Para Panahan di Pilsen, Republik Ceska, pada Juli lalu akhirnya menjadi satu-satunya turnamen internasional Kholidin dkk. selain rangkaian pertandingan dalam negeri, baik ekshibisi maupun kompetitif, di mana mereka bersaing dengan atlet non-disabiltas.
Kesempatan tampil di Asean Para Games 2023 pupus setelah Kamboja selaku tuan rumah memutuskan untuk tidak mempertandingkan panahan walau masuk ke dalam cabor resmi di Paralimpiade.
Namun dalam satu-satunya kesempatan try out itu, tim para panahan menunjukkan sinar dengan keberhasilan tiga atlet yaitu Setiawan, Kholidin, dan Ken Swagumilang merebut tiket Paralimpiade Paris 2024 setelah mencapai perempat final.
Ini menjadi pertama kalinya para panahan Indonesia menembus Paralimpiade.
Tim para panahan Indonesia memang tergolong baru. Pelatih Para Panahan Indonesia, Idya Putra Hajiyanto, menjelaskan bahwa para archery Indonesia baru aktif pada 2011 bertepatan dengan Asean Para Games 2011 di Surakarta.
Baca Juga: Jelang Asian Para Games 2022, NPC Indonesia Asah Kemampuan Atlet dengan Try Out ke Luar Negeri
"Tim yang sangat baru. Event Asian Games pertama (para panahan Indonesia) itu di Jakarta kemarin (2018) karena kita tuan rumah dan ini event kedua yang diikuti," ujar Idya kepada BolaSport.com pada Selasa (10/10/2023).
Kholidin dan Setiawan secara berurutan menempati peringkat 6 dan 8 di recurve putra terbuka.
Dalam perjalannya, Setiawan menjegal juara dunia satu kali, Eric Benneth (Amerika Serikat) sedangkan Kholidin menyingkirkan pemenang emas Asian Para Games 2018 dan perunggu Paralimpiade Tokyo 2020, Harvinder Singh (India).
Adapun Ken menempati peringkat lima di nomor compound putra terbuka. Di antara pepanah Asia lainnya, dia paling tinggi walau ini tidak bisa semata-mata menjadi tolok ukur karena dia belum berhadapan dengan calon-calon rivalnya di Hangzhou 2022 nanti.
Pelatih Idya menyebutkan bahwa tantangan terberat yang dihadapi anak-anak asuhnya di Asian Para Games 2022 akan datang dari pepanah China dan Iran.
"Seperti Ken ini kan peringkat satu Asia (di Kejuaraan Dunia) meskipun tidak bertemu atlet China. Mudah-mudahan di APG Hangzhou ini dia bisa melewati itu hingga mendapatkan medali emas," ujar Idya.
Tim para panahan Indonesia secara resmi menargetkan dua medali perunggu untuk Asian Para Games 2022. Meski demikian, mereka berharap bisa meraih hasil lebih dengan menembus babak final.
Para atlet tak ingin perjuangan mereka selama satu tahun terakhir menjadi sia-sia. Selama mengikuti pelatnas Hangzhou 2022 ini mereka bahkan sulit untuk bisa bertemu dengan keluarga atau pulang ke kampung halaman.
Alhasil, latihan keras yang telah dijalani tak ingin berakhir dengan penyesalan karena gagal memberikan penampilan terbaik. Oleh karena itu soal ambisi pribadi, hanya langit yang menjadi batas.
"Sekarang kita panas-panasan tiap hari dari November, pulang jarang, bapak dan ibu juga jarang-jarang ke sini, mau liburan juga ke mana, kadang Sabtu Minggu ada agenda, masa mau mengincar medali perunggu," jawab Ken dengan bersemangat.
"Harus maksimal. Logika saja, kami kepanasan, coba saja berdiri di situ, terus berpikir besok mau jadi peserta aja, pulang saja Bro! Kalau aku, mending tidur, sumpah. Di rumah kan enak. Di sini kita latihan, panas-panasan."
"Tapi kembali lagi bahwa ada faktor yang namanya kekuasaan Allah dan itu yang kita harapkan karena usaha kita pun ada batasnya. Kita tidak bisa latihan 24 jam selama 7 hari, enggak bisa. Kita minta supaya batasnya dinaikkan lagi."
Mengendalikan ekspektasi akan sangat krusial. Tim pelatih telah belajar dari Kejuaraan Dunia di mana batas kelolosan ke Paralimpiade dirahasikan agar tidak mengganggu fokus atlet yang bertanding.
Di panahan, teknik saja memang tidak cukup. Pelatih Idya membeberkan bahwa dari segi, seluruh atlet di dunia hampir setara sehingga faktor non-teknis yang bisa menjadi pembeda.
Suasana hati pun penting untuk dijaga agar target bisa dibidik dengan akurat. Oleh karenanya Kholidin menyebut panahan sebagai "olahrasa", lebih dari sekadar olahraga.
"(Persiapannya) sebenarnya kurang untuk jam terbang ya tapi dengan apa yang ada, ya kita manfaatkan saja. Kita maksimalkan, kita jaga fisik, mental, mood-nya kita jaga," ujar Kholidin.
"Panahan ini memang olah-rasa ya, kalau ada perasaan enggak enak atau enggak nyaman, sudah ambyar tuh skornya," papar pria yang menggeluti para panahan sejak musibah yang membuatnya kehilangan hampir semua lengan kanannya.
Dalam menjaga atmosfer positif, manajer tim para panahan Indonesia, Indriyani, menggunakan pendekatan kekeluargaan di mana sebisa mungkin tak ada sekat antara pemain, pelatih, maupun ofisial.
Contoh kecilnya adalah bagaimana mengambil kembali anak panah dari sasaran yang tidak hanya dilakukan atlet sendiri tetapi juga bersama-sama dengan pelatih dan termasuk sang manajer sendiri.
Jumlah pemain yang kecil pada akhirnya menjadi keuntungan semenjak Indriyani, yang juga mantan atlet pepanah, bisa mengenal karakter dari masing-masing anggota tim secara lebih mendalam.
Torehan prestasi dari kesempatan try out satu-satunya jelang Hangzhou 2022 pun menambah bahan bakar tim para panahan Indonesia untuk bisa membuktikan diri dan terus bertumbuh ke depannya.
Para panahan terus mengalami lonjakan peminat. Jumlah peserta saat Pekan Paralimpiade Nasional yang terus meningkat menjadi indikator, dengan jumlah partisipan tadinya hanya sekitar 54 pepanah pada 2012 di Riau menjadi 178 pepanah pada 2021 di Jayapura.
"Dengan begitu atletnya percaya diri. Kalau kamu berprestasi, kamu tidak akan dipandang sebelah mata. Alhamdulillah, apa-apa itu kersane (kehendak, jawa) Gusti Allah, ini semua bersemangat karena kami kekeluargaan," ucap Indriyani.
Asian Para Games 2022 akan berlangsung pada 22-28 Oktober 2023 di Hangzhou, China.
Baca Juga: Batu Pijakan dan Semangat Para Bulu Tangkis Harumkan Nama Bangsa di Asian Para Games Hangzhou 2022
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar