BOLASPORT.COM - Wasit Indonesia dianggap perlu meningkatkan kemampuan bahasa Inggris sebagai usaha untuk mendapatkan lisensi FIFA.
Hal itu disampaikan mantan Chief Operating Officer PT Liga Indonesia, Tigorshalom Boboy.
Kemampuan berbahasa Inggris ini berdampak kepada pemahaman wasit terkait FIFA Laws of the Game.
Laws of the Game adalah sekumpulan peraturan dasar yang digunakan wasit untuk mengambil keputusan di lapangan.
Apabila pengetahuan dasar tidak dipahami dengan baik, bagaimana wasit akan memimpin pertandingan dengan cermat.
Dikutip BolaSport.com dari Kompas.com, Tigorshalom Boboy menganggap permasalah tentang pengetahuan dasar ini sudah menjadi masalah akut yang belum diperbaiki.
"Kendala utama di kita adalah bahasa. Laws of the Game itu dibuat dalam beberapa bahasa salah satunya Inggris."
"Di negara lain mudah untuk diajarkan, karena memang, mohon maaf, basic untuk bahasa Inggrisnya sudah ada."
"Kemudian juga kursus dan pendidikan lisensi wasitnya diatur secara berkala dan kontinyu."
Kegagalan pembinaan ini dapat dilihat dari jumlah wasit Indonesia yang memiliki lisensi FIFA.
Saat ini hanya ada lima wasit yang memiliki lisensi FIFA, mereka adalah Thoriq Alkatiri, Yudi Nurcahya, Aprisman Aranda, Fariq Hitaba, dan Sanche Lauwita.
Dari lima nama itu, hanya Thoriq Munir Alkatiri dan Yudi Nurcahya yang sekarang masih bertugas di Liga 1 2023/2024.
Sedangkan Fariq Hitaba, Aprisman Aranda, dan Sance Lawita dinyatakan tidak lolos seleksi dari 18 wasit yang terpilih memimpin Liga 1 2023/2024.
"Sudah lebih dari 10 tahun kita tidak punya wasit lisensi FIFA lebih dari 10 orang."
"Berarti memang masalahnya tidak pernah dibenerin dan tidak ada yang paham bagaimana caranya," tambah Tigorshalom Boboy.
Ini menjadi pekerjaan rumah PSSI untuk meningkatkan kemampuan dasar wasit.
Baca Juga: Timnas Indonesia di Atas Angin, Shin Tae-yong Sudah Berani Pikirkan Lawan-lawan di Putaran Kedua
"Menurut saya soal wasit itu masalah atau problem yang memang sulit untuk diperbaiki."
"Faktornya bukan hanya sekadar cari SDM untuk wasit tetapi juga pemahaman dan keseriusan untuk memahami Laws of the Game."
"Karena intinya dari fungsi wasit kan menjalankan Laws of the Game."
"Pertanyaannya apa yang mau dibina kalau basic-nya memang sudah salah"
"Kemudian yang mau melakukan pembinaan juga belum tentu menguasai aturannya," pungkasnya.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | Kompas.com |
Komentar