BOLASPORT.COM - Liga 1 2023-2024 memiliki kalender yang tak lazim di sepak bola dunia di mana total bisa berlangsung selama 14 bulan.
Liga 1 2023-2024 akan memasuki paruh musim, tetapi kompetisi ini baru akan berakhir tujuh atau delapan bulan lagi.
PT LIB (Liga Indonesia Baru) yang dipimpin Ferry Paulus sejatinya memberikan angin segar bagi kompetisi seturut dampak Tragedi Kanjuruhan.
Pertandingan digelar dengan jam lebih ramah suporter, juga klub-klub kini menikmati periodisasi seminggu berlatih dan berlaga di akhir pekan.
Namun, format baru ala PSSI besutan Erick Thohir membuat Liga 1 musim ini berlangsung sangat lama.
Lazimnya kompetisi dunia, kalender 12 bulan dihabiskan komplet dengan masa pramusim, kompetisi, dan masa off-season.
Dengan periodisasi teratur, kompetisi seperti level tinggi Premier League atau level tetangga Liga Super Malaysia dapat dimulai dan diakhiri di bulan yang sama setiap musimnya.
Hal tersebut tak akan terjadi di Indonesia jika melihat kalender Liga 1 2023-2024 yang superpanjang dan terganggu agenda Timnas Indonesia.
PSSI menambah babak final four dengan dalih menarik potensi marketing setelah musim reguler selama 34 matchday rampung.
Baca Juga: Hantu Chen Long Bayangi Langkah Jonatan Christie Jelang Final French Open 2023
Empat tim teratas akan ketambahan beban empat matchday lagi pada akhir musim saat tim lainnya sudah menikmati libur off-season.
Durasi kompetisi pun menjadi molor, dimulai pada 1 Juli 2023 dan baru berakhir pada 28 Mei 2024.
Total durasi pekan-pekan pertandingan yang mencapai 11 bulan itu akan membuat kompetisi tak bisa dimulai dengan tanggal yang sama pada musim depan.
Bahkan Divisi Championship Liga Inggris yang berjumlah 24 klub dan memiliki 46 matchday plus babak play-off durasinya hanya 10 bulan.
Dengan ditambah masa pramusim (Mei-Juni 2023) dan pascamusim (Juni 2024), Liga 1 2023-24 memakan waktu sekitar 14 bulan.
Durasi memanjang ini selain disebabkan babak final four juga menjadi ekses dari pemusatan latihan jangka panjang Timnas Indonesia.
PSSI memulai TC Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2023 pada Desember atau satu bulan sebelum kick-off turnamen akbar tersebut.
Baca Juga: Bursa Transfer Liga 1 - PSM Makassar Datangkan Striker Tajam dari Liga Vietnam
Buntutnya, Liga 1 harus disetop pada pertengahan Desember.
Ditambah disrupsi Pemilu 2024, kompetisi dilanjutkan satu matchday pada awal Februari dan disetop lagi selama tiga pekan.
Kompetisi bahkan terancam disetop lagi pada April 2024 karena PSSI berencana memprioritaskan Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024.
Liga 1 yang sudah sangat molor dengan berakhir pada bulan Mei terancam lebih lama lagi dengan interupsi PSSI demi Timnas U-23 Indonesia.
Situasi ini berpotensi tidak berkelanjutan jika PSSI menginginkan Liga 1 dapat bersaing di level internasional.
Dengan durasi kompetisi memakan waktu 14 bulan, klub-klub akan mengalami kesulitan menyikapi kontrak pemain yang lazimnya berdurasi 12 bulan atau kelipatannya.
Jangan lupa, klub Indonesia juga bakal sulit berbelanja pemain top apabila bursa transfernya tak sinkron dengan pasar transfer Asia dan Eropa.
Dengan asumsi klub membutuhkan masa off-season dan masa pramusim, Liga 1 2024-2025 baru akan dimulai pada akhir Agustus atau awal September 2024.
Mulai musim depan, PT LIB seharusnya bisa bersikap lebih keras kepada PSSI.
Apabila PSSI meminta menyetop kompetisi di tengah musim hanya untuk TC jangka panjang, apalagi hanya untuk turnamen timnas kelompok umur, PT LIB bisa menolaknya.
Durasi kompetisi berkepanjangan juga bisa membuat jenuh pemain, padahal belakangan muncul kesadaran workload berlebih pemain top di Eropa akibat jadwal padat di klub dan tim nasional.
Sepak bola Indonesia sampai saat ini belum pernah melihat kompetisi yang berlangsung teratur setiap musimnya.
Skenario liga berkelanjutan adalah seperti berikut: Liga 1 dimulai di bulan X, jeda paruh musim dilakukan pada bulan Y, dan selesai pada bulan Z.
Musim-musim berikutnya, kick-off kompetisi, jeda paruh musim, dan pekan terakhir dilakukan pada bulan X, Y, dan Z yang sama.
Mengacu pada AFC yang kini menerapkan dua tahun kalender (2023/24, 2024/25, dst), maka bulan X, Y, dan Z tersebut yaitu September, Januari, dan Mei.
Jika kompetisi berjalan teratur dengan pemain dan pelatih berkualitas, maka prestasi Timnasnya pasti mengikuti.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Komentar