BOLASPORT.COM - Keretakan antara LCR dan Honda mulai terendus setelah banyak tim-tim pabrikan lawan yang mulai mendekati tim milik Lucio Cecchinello tersebut.
Hubungan harmonis yang berusaha dijaga oleh Cecchinello dengan Honda Racing Corporation (HRC) akhirnya menemui titik-titik jenuh yang mulai tercium.
Cecchinello dikabarkan telah memendam kekecewaannya bertahun-tahun setelah berusaha sabar mengikuti kemauan Honda.
Ada rasa tidak puas yang berusaha disembunyikan pria asal Italia itu yang berkaitan dengan opsi-opsi pembalap yang diboyong Honda.
Gagalnya Honda mempertahankan Alex Rins sampai kehilangan Marc Marquez sekaligus mulai MotoGP 2024, sebenarnya sudah membuat garasi pabrikan asal Asaki, Jepang itu terguncang.
Tetapi, puncak kekecewaan Cecchinello mulai meledak setelah Johann Zarco, calon pembalap LCR Honda pada musim depan, ternyata juga ingin ditarik ke Repsol Honda.
Bagi Cecchinello, itu jelas merugikan sebab Zarco, bagaimanapun, adalah pembalap berpengalaman, cukup konsisten dan sosoknya sangat dibutuhkan bagi timnya. Baik dari segi hasil balapan maupun ketertarikan sponsor.
Padahal, Zarco sudah dijanjikan bernaung di LCR selama dua musim.
Baca Juga: Jorge Martin Menang Sprint MotoGP Thailand 2023, Francesco Bagnaia Beri Ucapan Menohok
Jika Zarco luput dari genggaman LCR untuk menambal kekosongan Marc Marquez di tim pabrikan Honda, maka LCR yang juga harus kerja keras lagi untuk mencari pembalap.
Malah sebelumnya beredar rumor posisi Zarco bakal diganti Iker Lecuona, yang pencapaiannya belum bisa menjanjikan di kelas premier.
Melansir dari Speedweek, Cecchinello dikabarkan protes keras dan berusaha mengikat Zarco untuk tetap berada di timnya LCR sesuai kontrak awal yang disepakati bersama HRC.
"Zarco telah menandatangani kontrak dengan HRC dan LCR, dia akan membalap bersama kami. Bagi saya, selesai sampai di situ saja," tegas Cecchinello saat mendengar rumor-rumor tentang Zarco ke Repsol.
Imbas dari kekecewaan bertubi-tubi, LCR dikabarkan belum memperpanjang kontrak mereka dengan Honda, yang akan segera berakhir sampai MotoGP 2024.
LCR mulai diincar tim-tim pabrikan lain dan terbuka untuk bekerja sama dengan tim manapun selepas dari Honda.
Yamaha, Aprilia dan Pierer Mobility AG dari KTM kabarnya telah mendekati Cecchinello dan berusaha melakukan negosiasi untuk menggaet LCR sebagai tim satelit mereka pada MotoGP 2025.
Malah, Ducati pun diperkirakan bisa jadi opsi jikalau Si Merah Borgo Panigale bakal kehilangan VR46 apabila tim milik Valentino Rossi itu memutuskan untuk bersama Yamaha.
Sementara isu lain yang bergeliat adalah bahwa Cecchinello juga sudah sempat bercakap dengan bos Aprilia, Massimo Rivola pada tes Misano, September 2023 lalu.
Di sisi lain, kasus kecelakaan Marc Marquez di Jerez pada MotoGP 2020 seolah menjadi 'keran' pembuka daftar para pembalap Honda yang mengalami crash akibat liarnya RC213V.
Banyak kasus cedera serius yang terjadi di Honda dalam beberapa tahun terakhir. Sulitnya mengendalikan motor mengakibatkan highside serius yang sudah sering dialami pembalap mereka.
Di Repsol Honda, tercatat sudah mengalami kecelakaan sebanyak 45 kali pada MotoGP 2023.
Bahkan kecelakaan yang dialami Alex Rins (LCR Honda) yang sejak seri Italia sampai saat ini melewatkan 10 chapter balapan dan belum bisa kembali dalam performa yang bugar, juga ditengarai akibat liarnya motor RC213V di lintasan balap MotoGP.
Dalam tiga musim terakhir, daya saing RC213V yang mulai ketinggalan mulai benar-benar mengancam Honda yang bisa terjebak menjadi tim semata wayang di MotoGP alias tak ada yang mau jadi tim satelit mereka.
Membandingkan dengan Yamaha yang juga sama-sama sedang anjlok, Honda terlihat lebih buruk akibat karakteristik RC213V yang semakin asing bagi para pembalapnya sendiri, bahkan bagi seorang Marc Marquez.
Jika dirunut flashback beberapa tahun lalu, Honda terhitung menjadi tim yang cukup sering kehilangan tim satelitnya di MotoGP.
Di antaranya Gresini, Marc VDS, AB Motorsport dan Aspar Team. Jika ditambah LCR mulai 2025, maka total Honda sudah kehilangan lima mitra tim satelit dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar