Masalah itu sudah terjadi setidaknya dalam empat tahun terakhir, dan menjadi salah satu kelemahan Aprilia sampai sekarang.
Aliran panas yang merembet sampai ke stang dan semua permukaan yang dijangkau telapak tangan dan kaki, membuat para pembalap penunggang Aprilia sering kali mengalami kulit terbakar, sekalipun mereka sudah menggunakan wearpack lengkap.
Dan di MotoGP Thailand 2023 kemarin, masalah itu semakin memasuki tahap yang lebih berbahaya.
Pasalnya, aliran udara panas dari mesin terperangkap di balik helm para pembalap, membuat mereka harus menghirup udara di atas suhu 70ºC. Hal itu tidak hanya membuat mereka kesulitan menghirup oksigen, tetapi juga berisiko mengalami kerusakan paru-paru.
Aleix Espargaro pun merasa hampir mati karena masalah tersebut.
"Saya tidak bisa bernapas," ucapnya dikutip BolaSport.com dari The Race.
"Itu adalah balapan tersulit dalam hidup saya, dan dalam tiga lap terakhir, saya panik karena saya mencoba bernapas dan tidak bisa. Saya sangat khawatir. Ketika saya masuk ke pit, saya pikir saya akan mati," tandasnya.
"Sulit bagi saya untuk fokus. Dalam lima atau delapan lap terakhir, saya bahkan tidak melihat titik acuan untuk mengerem. Sungguh luar biasa, (itu menjadi) balapan terburuk dalam karier saya," tambah Aleix.
Masalah mesin panas yang sampai membuat pembalap kesulitan bernapas sepanjang balapan tidak dialami Aleix saja.
Rekan setimnya, Maverick Vinales, dan pembalap tim satelit CryptoDATA RNF Aprilia, Raul Fernandez, juga mengalami hal sama.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | The-race.com |
Komentar