Tahun depan pembalap berusia 26 tahun akan menjalani musim ketujuh secara beruntun bareng tim balap asal Tavullia, Italia, tersebut.
Marini menyadari bahwa ia harus bisa keluar dari zona nyamannya dan melepas keterikatannya dari bayang-bayang The Doctor.
"Tentu saja (meninggalkan VR46) adalah sesuatu yang harus saya lakukan. Saya harus membuat jalan saya sendiri," ujar Marini seperti dilansir BolaSport.com dari AS.
"Di tim saya saat ini, saya sangat profesional, saya bekerja 100 persen setiap hari untuk mencapai hasil terbaik."
"Namun jika saatnya tiba, saya akan mencoba bergabung dengan tim pabrikan, karena saya memiliki kepercayaan diri yang besar untuk mengembangkan motor.'
"Saya rasa saya memiliki sensitivitas luar biasa yang hanya dimiliki oleh sedikit pembalap. Saya merasa bisa bekerja dengan sangat baik di garasi bersama para insinyur."
"Perasaan saya sangat jelas dan saya bisa menjelaskan dengan sangat baik dalam semua bahasa dan mengatakan apa yang dibutuhkan motornya."
Marini bisa berbicara dalam bahasa Italia, Inggris, Spanyol, Prancis, dan sedikit Polandia.
Impian menjadi juara dunia MotoGP memang berada di benak Marini walau lagi-lagi ini dilakukan dengan caranya.
"Tentu saja. Ya, ya, ya, ya, ya, tapi kita harus melakukannya secara bertahap," kata Marini soal apakah menjadi juara dunia MotoGP adalah target realistis baginya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | GPOne.com |
Komentar