Pada gim ketiga, lagi-lagi start Alwi kurang bagus setelah ia tertinggal 0-4.
Banyak kesalahan sendiri yang dilakukan akibat terlalu grusa-grusu dalam melakukan antisipasi pengembalian lawan.
Nettingnya sering menyangkut di net setelah ia melakukan smes keras, kesalahan demikian makin menguntungkan Watanabe.
Alwi tertinggal jauh 4-9. Sempat mendekat 12-15, Alwi, sebagaimana tipikal pemain muda, sering kembali melakukan kesalahan sendiri yang berujung poin buat lawan.
Sulitnya mengontrol pukulan akibat arah angin di sisi lapangan Alwi juga makin membuat pemain asal Solo, Jawa Tengah itu kesulitan melancarkan lob serang.
Alwi sempat meminta perawatan medis pada telapak kaki kirinya di kedudukan 12-17, ia tertinggal lima angka.
Baca Juga: Korea Masters 2023 - Siasat Adnan/Nita Susul Wakil Taiwan, Juara Dunia asal Korea Sudah Menunggu
Jeda medis bisa digunakan untuk mencuri napas, mengambil momentum untuk bangkit dan memecah konsentrasi lawan.
Tetapi pada laga kali ini, Alwi belum beruntung dan harus rela terhenti setelah kalah dengan skor 15-21 dari Watanabe.
"Koki memang bermain lebih sabar dan lebih ulet, sementara saya banyak melakukan kesalahan sendiri terutama pada gim kedua dan ketiga," aku Alwi.
"Pada gim pertama, saya bisa memegang tempo permainan, saya bisa memaksa dia mengembalikan bola yang enak buat saya," ucap pemain berusia 18 tahun itu.
"Di sisa dua gim lainnya, dia sudah mengantisipasi pola dan strategi saya. Itu menyulitkan, apa yang saya mau lakukan dia sudah menjaganya."
"Saya harus menambah power, tenaga dan ketahanan. Untuk bersaing di level senior, hal tersebut sangatlah penting," ujar Alwi.
Dengan kalahnya Alwi Farhan, maka nomor tunggal putra Indonesia tinggal menyisakan harapan pada Shesar Hiren Rhistavito yang tadi sudah mengalahkan wakil Jepang lainnya, Yushi Tanaka.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | PBSI.id |
Komentar