BOLASPORT.COM - Jurnalis asal Mali, Kadiatu Bagayoko, mengaku menghabiskan anggaran mencapai 100 juta rupiah untuk meliput pelaksanaan Piala Dunia U-17 2023 yang berlangsung di Indonesia.
Rinciannya untuk biaya transportasi dan akomodasi.
Dikatakan Kadiatu Bagayoko, perjalanan dengan menggunakan pesawat dari Mali ke Jakarta saja sudah harus merogoh kocek senilai Rp 25 juta.
"Benar-benar mahal. Kira-kira 1 juta franc hanya untuk tiket (keluar biaya Rp25 juta) dari Bamako (ibukota Mali) ke Jakarta," ucap
Kadiatu Bagayoko.
"Lalu saya harus beli lagi tiket dari Jakarta (saat tiba) ke Surakarta yang harganya 130 dolar (Rp 2 juta)."
"Kira-kira untuk biaya perjalanan saja butuh sekitar 4 juta franc (Rp100 juta) dikali lima jurnalis Mali yang datang ke sini," sambung wanita yang bekerja di media elektronik Mali, M7 TV.
Sepanjang Piala Dunia U-17 2023, Mali tercatat memainkan semua pertandingan di dua venue.
Baca Juga: Alasan Lionel Messi Marah kepada Robert Lewandowski
Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah dan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Jawa Timur.
Bagi Kadiatu Bagayoko, tidak ada perasaan menyesal sama sekali saat meliput Piala Dunia U-17 2023.
Rasa lelah itu terbayar usai Mali merebut juara ketiga Piala Dunia U-17 2023 usai menaklukkan Argentina dengan skor 0-3 di Stadion Manahan, Jumat (1/12/2023).
Selama jalannya pertandingan kontra Argentina, Mali cukup mendominasi permainan.
Laga baru berjalan sembilan menit, Mali sudah membuka keunggulan 0-1 melalui Ibrahim Diarra.
Gol kedua Mali tercipta pada menit ke-45 dari kaki Mamadou Doumbia yang bertahan hingga turun minum.
Memasuki menit ke-48, Mali mencetak menambahkan skor menjadi 0-3 lewat Hamidou Makalou.
"Saya menjalani penerbangan yang sangat panjang, kurang lebih 23 jam penerbangan dari Mali ke Indonesia jadi butuh dua hari agar saya bisa sampai ke sini," kata Kadiatu Bagayoko saat ditemui seusai pertandingan.
Baca Juga: Ancelotti Pastikan Jude Bellingham Baik-baik Saja, Real Madrid Siap Amuk Granada
"Dari negara saya, harus transit terlebih dahulu ke Jakarta."
"Setelah itu saya ke Surakarta, ke Surabaya, lalu ke Surakarta lagi karena Mali ada di Grup B lawan Spanyol, Uzbekistan, dan Kanada."
"Dari perjalanan yang panjang itu, beruntungnya Mali bisa meraih peringkat ketiga dan menang 3-0 lawan Argentina," tutur Kadiatu Bagayoko.
Di satu sisi, Kadiatu Bagayoko, menilai Mali cukup pantas melanggeng ke partai puncak Piala Dunia U-17 2023.
Pada laga semifinal Piala Dunia U-17 2023 kontra Prancis, Mali takluk dengan skor 2-1.
Sejak menit ke-55, Mali harus bermain dengan sepuluh usai Souleymane Sanogo diganjar kartu merah lantaran melakukan tekel horor ke bagian betis Aymen Sadi.
"Seharusnya, menurut saya Mali lebih layak main di final," kata Kadiatu Bagayoko.
"Tapi kami tidak menyesal sama sekali meliput tim Mali karena bisa mengalahkan tim-tim besar."
"Setelah kalah lawan Spanyol kami terus melaju hingga ke semifinal lawan Prancis."
"Memang sayangnya ada kartu merah yang menghalangi langkah kami," tutupnya.
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar