"Namun dengan informasi dan data dari delapan pembalap, Anda dapat memecahkan masalah dan menemukan pengaturan yang lebih baik dengan sangat cepat."
"Dengan sekarang ada 8 Ducati cepat di lintasan, agak sulit meraih hasil bagus," tandasnya.
Semua faktor-faktor itu akan sangat menentukan bagi masa depan Yamaha.
Baik dari segi kenyamanan pembalap maupun keberadaan tim pabrikan Iwata tersebut.
Pasalnya, Yamaha menargetkan dapat kembali memiliki satu tim satelit lagi pada musim 2025, setelah pada 2023 dan 2024 nanti, mereka menjadi satu-satunya tim sebatang kara.
Hanya saja, jelas target itu tidak akan mudah diraih jika Yamaha tidak punya motor cepat dan kompetitif yang menyaingi Ducati selaku motor terbaik di grid saat ini.
Pria asal Inggris itu pun sedikit membocorkan bahwa Yamaha kini sedikit mulai terbuka dan tidak menerapkan cara kerja kolot lagi dengan lebih banyak melibatkan insinyur Eropa.
"Kami akan memilikinya lagi," kata Jarvis optimistis.
"Ketika Anda telah mencapai titik terendah, hanya ada satu pilihan: melihat ke depan lagi dan mengubah keadaan."
"Saat ini kami sedang mengerjakannya di balik layat, banyak uang yang diinvestasikan jika dibutuhkan dan kami mengubah cara bekerja kami."
"Ini berarti kami akan bekerja lebih banyak dengan para ahli dari Eropa. Dan saya yakin mesin yang jauh lebih baik akan siap di awal musim mendatang."
"Saya belum bisa mengatakan apakah itu cukup baik, karena persaingannya berada di level sangat tinggi. Seperti terlihat di Valencia, ada 16 pembalap yang selisihnya cuma sekitar 0,8 detik semua, jadi MotoGP sekarang memang sangat kompetitif. Tapi, kami telah membuat kemajuan," pungkas Jarvis.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar