BOLASPORT.COM - Pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak, memberikan sentilan untuk kualitas pembinaan sepak bola Indonesia, baik bagi wasit maupun pemain.
Pernyataan tersebut disampaikan Bojan Hodak usai laga Bali United vs Persib Bandung pada pekan ke-23 Liga 1 2023-2024 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Senin (18/12/2023).
Saat itu, awak media menanyainya soal kinerja wasit Aidil Azmi dan membandingkannya dengan wasit Jepang yang memimpin laga Persib pekan lalu.
Pertandingan Persib vs Persik dipimpin oleh Futoshi Nakamura dari Jepang.
Bojan Hodak mengaku memuji kemampuan wasit asal Jepang dalam memimpin pertandingan.
"Saya pikir Anda bisa melihat perbedaannya, mana yang lebih baik?," ujar Bojan Hodak.
"Ya, meski tim kalah, saya mengakui kualitas wasit dari Jepang."
"Itu alasannya saya berkata bahwa wasit hari ini benar-benar tersesat," lanjutnya.
Pelatih asal Kroasia tersebut mengaku bahwa wasit tidak bisa selalu menjadi kambing hitam karena kendala datang dari pembinaan untuk mereka.
Baca Juga: Hasil Liga 1 - Diwarnai Kartu Merah, Duel Seru Bali United vs Persib Bandung Berakhir Tanpa Gol
Dirinya pun membandingkan pembinaan untuk seorang wasit di Jepang yang jauh lebih baik dari Indonesia.
Menurut Bojan Hodak, untuk menjadi wasit berkualitas, talenta saja tak cukup.
Pembinaan yang baik juga menjadi kunci.
"Tetapi lagi-lagi, saya beritahu bahwa Anda tidak bisa selalu menyalahkan wasit," ujar Bojan Hodak.
"Anda tahu mungkin itu karena tingkat pendidikan mereka."
"Wasit di Jepang memiliki pendidikan yang lebih baik dari Indonesia."
"Jadi, Anda tidak bisa begitu saja datang kemudian akan menjadi wasit jempolan."
"Ya, semuanya memiliki talenta, sama seperti atlet sepak bola, tetapi Anda membutuhkan pendidikan yang bagus."
"Jadi, kita bakal beruntung jika pemain, pelatih, wasit, semuanya bisa mengenyam pendidikan yang dibutuhkan lebih awal dan ada keinginan bahwa saya harus menjadi lebih baik," lanjutnya.
Pelatih kelahiran 4 Mei 1971 tersebut pada akhirnya juga menyinggung kualitas pembinaan sepak bola Indonesia.
Menurutnya, sama seperti wasit, pembinaan untuk pemain di Indonesia juga patut disorot.
Pasalnya, Indonesia banyak memiliki talenta sepak bola yang bagus tetapi banyak yang terlambat memulai karier sepak bola.
Selain itu, Indonesia tidak memiliki liga untuk usia muda yang terstruktur dan berjenjang.
Bojan Hodak pun membandingkan dengan anaknya yang saat ini hidup di Eropa dan sudah memulai karier sepak bola sejak usia 8 tahun.
Berdasarkan kondisi tersebut, Bojan Hodak menyebut sepak bola Indonesia tertinggal 8-10 tahun.
"Saya beritahu Anda, di Indonesia ada banyak talenta pemain sepak bola yang bagus tetapi dia sangat terlambat untuk memulainya," ujar Bojan Hodak.
"Anda tidak memiliki liga untuk pemain usia muda."
"Saya memiliki anak yang saat ini bermain di Eropa. Dia bermain sejak usia 8 tahun."
"Di Indonesia, Anda memulainya ketika berusia 15-16 tahun dan negara Anda tidak memiliki pertandingan yang kompetitif."
"Jadi, negara ini tertinggal 8-10 tahun."
"Anda tahu, ini juga merupakan pengalaman yang dibutuhkan pemain, sama halnya dengan para wasit," tutupnya.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar