BOLASPORT.COM - Pelatih Gwangju AI Peppers Savings Bank, Joseph Trinsey, merasa sedih setelah menorehkan rekor buruk di Liga Voli Korea 2023-2024.
Tren buruk belum bisa lepas dari sang juru kunci Liga Voli Korea 2023-2024 yakni AI Peppers Savings Bank dalam pertandingan terakhir mereka.
Tim yang diperkuat oleh Lee Min-seo tersebut berhadapan dengan Hwaseong IBK Altos yang sedang gencar memburu satu spot terakhir zona play-off.
Bertindak sebagai tim tamu, AI Peppers Savings Bank harus menelan kekalahan straight set dengan skor 0-3 (21-25, 23-25, 19-25).
AI Peppers Savings Bank datang ke pertandingan itu tanpa hadirnya pemain andalan mereka yakni Yaasmeen Bedart-Ghani.
Opposite berkebangsaan Amerika Serikat tersebut menjadi pemain tersubur di tim ini dengan masuk dalam daftar top skor sementara.
Yaasmeen menjadi pesaing terdekat pevoli Indonesia yang membela Daejeon JungKwanJang Red Sparks, Megawati Hangestri Pertiwi.
Dengan raihan 391 poin, Yaasmeen berada di peringkat keempat pendulang poin terbanyak dengan unggul satu setrip atas Megawati.
Memiliki salah satu pemain tersubur namun tidak diimbangi dengan hasil akhir yang manis membuat AI Peppers Savings Bank terlihat aneh.
Baca Juga: Liga Voli Korea - Kritikan Berbuah Manis, Setter Timnas Thailand Mulai Disegani Pelatih
Ya, mereka bahkan selalu kalah dalam 10 laga secara beruntun, termasuk dari pertandingan melawan IBK Altos kemarin.
Kemenangan terakhir AI Peppers Savings Bank terjadi pada putaran kedua bulan November lalu ketika berhadapan dengan GS Caltex Seoul KIXX.
Rekor buruk ini tentunya membuat Joseph Trinsey sebagai pelatih tim ini merasa gusar.
Pria berkebangsaan Amerika Serikat itu mengaku ini adalah kali pertama dia menorehkan kekalahan dalam 10 laga beruntun.
"Ini kali pertama dalam seluruh karier kepelatihan saya mendapatkan 10 kekalahan secara beruntun," kata Trinsey menjelaskan.
"Tepatnya saya tidak bisa mengatakan saya menikmatinya," imbuhnya, dilansir BolaSport.com dari laman Thespike.
Lebih lanjut, Trinsey menegaskan bahwa seluruh tim harus bekerja keras keluar dari tren buruk yang terjadi sejak awal musim.
"Entah itu 10 kemenangan atau 10 kekalahan beruntun, memang benar bahwa kami harus bekerja keras untuk mematahkan suasana hati ini," ucap Trinsey.
Trinsey menegaskan timnya sudah berupaya maksimal akan tetapi hasil yang nyata belum terjadi hingga saat ini.
"Kami harus mendorong lebih keras, tapi kami tidak bisa melakukannya," ucap Trinsey.
"Selain itu, kami kehilangan set dalam proses mengantisipasi serangan dari bola-bola tinggi akhirnya kehilangan set tersebut."
"Saya pikir satu-satunya cara adalah dengan lebih mengatur pola pertahanan dan mengontrolnya secara detail," imbuhnya.
Performa AI Peppers Savings Bank jelas tidak lebih baik dibandingkan Red Sparks bersama Megawati-nya yang masih mengalami pasang surut.
Red Sparks masih berpeluang merebut spot terakhir zona play-off di mana kini mereka bertengger di peringkat kelima klasemen sementara.
Di sisi lain, rekor buruk ini membuat AI Peppers Savings Bank menjadi satu-satunya tim di Liga Voli Korea 2023-2024 yang baru mengumpulkan poin satu digit.
Baca Juga: Klasemen Liga Voli Korea - Red Sparks Turun Peringkat Jelang Jumpa Musuh Tersulit
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | thespike.co.kr |
Komentar