BOLASPORT.COM - PSIS Semarang mulai mengalami krisis finansial pada pertengahan musim Liga 1 2023/2024.
Pernyataan tersebut disampaikan CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi.
Yoyok Sukawi tidak menampik kondisi finansial timnya sedang tidak baik-baik saja sepanjang musim ini.
Bahkan manajemen pun memiliki beragam cara untuk menyelamatkan diri dari masalah finansial tersebut.
Pihak manajemen pun menyebut bahwa pembayaran gaji harus dicicil.
Meskipun demikian, metode tersebut sudah diketahui dan dapat dipahami oleh seluruh pemain maupun official tim berjuluk Mahesa Jenar tersebut.
Kondisi tersebut diklaim juga oleh Yoyok Sukawi dialami juga oleh beberapa klub lain di Liga 1.
Yoyok Sukawi menyebut ada klub PSM Makassar, Persija Jakarta, hingga Arema FC.
Baca Juga: Persebaya Segera Perkenalkan Paul Munster untuk Jadi Pelatih di Liga 1?
Soal cara untuk keluar dari krisis finansial, ada beragam cara dari klub untuk mengatasi hal tersebut.
Salah satunya PSIS Semarang dalam membayar gaji kepada pemain lokal dan asingnya.
Kondisi keuangan yang tidak stabil membuat manajemen menerapkan skema mencicil pembayaran gaji kepada pemainnya.
Yoyok Sukawi menjelaskan sejumlah faktor yang menyebabkan krisis finansial yang melanda timnya.
Sejumlah ujian memang melanda PSIS Semarang sepanjang musim Liga 1 2023/2024.
Paling terlihat adalah sepinya penonton saat PSIS Semarang berlaga di kandang sendiri di Stadion Jatidiri, Semarang.
Sepinya penonton di laga kandang membuat PSIS Semarang semakin kesulitan menambah pundi-pundi uang.
"Di PSIS itu sama, punya masalah pembayaran gaji," kata Yoyok Sukawi seperti dilansir dari TribunJakarta.com, Jumat (29/12/2023).
Baca Juga: Jadwal Laga Tunda Liga 1 2023/2024 - Persebaya Vs PSIS dan Persis Vs Madura United
"Karena ekonomi di dunia ini turun jadi tiket penonton berkurang, sponsor juga berkurang," terangnya.
Faktor lainnya adalah kaburnya sponsor yang mendukung keuangan tim.
Sponsor memiliki peran besar dalam keberlangsungan sebuah tim di kompetisi Liga 1.
Bila sponsor menarik diri, maka klub akan makin kesulitan untuk menutupi pengeluaran tim yang membengkak.
"Persija Jakarta juga ngomong kalau sponsor kabur, tiket penonton sulit, dan lain sebagainya," terang CEO PSIS Semarang itu.
"Kalau di PSIS Semarang sebetulnya sama."
"Kami sudah over budget (alias) terlalu banyak sebenarnya, tapi kami punya komitmen untuk selalu menyelesaikan kewajiban, cuma mungkin telat," lanjutnya.
Yoyok Sukawi pun mengakui tak akan membiarkan para pemain dan staf terlalu lama menunggu tanggal gajian.
Baca Juga: Uston Nawawi: Persebaya Bukan Hanya Bruno Moreira
"Tapi telatnya tidak sampai lama, tidak sebulan dua bulan."
"Kami pakai skema misal gajian tanggal 10, langsung lunas di depan, sekarang kami cicil," tambah Yoyok Sukawi.
Yoyok Sukawi menjelaskan alasan mengapa PSIS Semarang melakukan skema cicilan untuk membayar gaji pemain.
"Mengapa kami cicil?" ujar Yoyok.
"Karena PSIS Semarang usaha kami butuh waktu untuk berputar menghasilkan uang."
"Apalagi sekarang dollar melejit, itu berantakan semuanya."
"Tapi tidak usah khawatir, PSIS Semarang masih bisa bertahan," ujar Yoyok.
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | Tribun Jakarta |
Komentar