BOLASPORT.COM - Semangat membumi untuk kembali ke level terbaik diusung ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, dalam misi kebangkitan mereka.
Pasang surut yang terjadi membuat Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto mengalami momen puncak sekaligus terbawah sekaligus pada tahun 2023.
Momen terbaik dialami Fajar/Rian di tiga bulan pertama.
Mengawali tahun sebagai pasangan nomor satu dunia, Fajar/Rian membuktikan bahwa label penuh gengsi tidak diraih secara kebetulan setelah menyapu bersih dua turnamen level Super 1000 yang pertama.
Pada bulan Januari Fajar/Rian sukses menggondol gelar kesatu dari level turnamen tertinggi dari BWF World Tour, setelah Finals, di Malaysia Open 2023.
Dua bulan berselang, Fajar/Rian memperkuat rekam jejak mereka sebagai pasangan top dengan memenangi turnamen bersejarah yaitu All England Open 2023 yang berada di level yang sama.
Fajar/Rian menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang dapat menaklukkan turnamen level Super 1000 pada tahun 2023.
Sayangnya, situasi kemudian tidak berjalan dengan mulus bagi Fajar/Rian. Hanya dua gelar itu saja yang akhirnya mereka dapatkan hingga tahun berakhir.
Titik terendah pun dialami Fajar/Rian saat dua kali tersingkir di babak awal secara beruntun pada Malaysia Masters dan Singapore Open.
Baca Juga: Malaysia Open 2024 - Jonatan dan Ginting Dijagokan Jadi Penantang Gelar
Sempat menggapai final di Korea Open, Fajar/Rian kembali dihadapkan dengan kenyataan pahit karena takluk dalam pertandingan pertama mereka di Kejuaraan Dunia 2023.
Fajar/Rian akhirnya kehilangan takhta sebagai pasangan nomor satu dunia setelah hanya sekali mencapai final dan 3 kali semifinal dalam 9 bulan terakhir setelah All England Open 2023.
Bagi Fajar/Rian, kesulitan besar tak selamanya menjadi bencana.
Pasangan yang sudah tampil bersama sejak 2014 tersebut justru menjadikannya pengingat untuk tetap membumi sekaligus pijakan untuk bangkit.
Hal itu dikatakan Rian dalam wawancara bersama BolaSport.com dan awak media lainnya jelang tampil di BWF World Tour Finals 2023 pada awal Desember lalu.
"Kalau saya pribadi harus selalu memposisikan diri kita di bawah," ujar Rian.
"Kami mulai dari nol, kami bukan siapa-siapa, harus banyak kerja keras lagi, masih banyak gelar-gelar yang harus kami raih ke depannya."
Fajar/Rian ingin menjadikan keterpurukan yang dialami sebagai momentum untuk bangkit seperti ketika mereka berhasil melakukannya pada tahun 2022.
Kebalikan dari tahun 2023, pada 2022 tren Fajar/Rian justru bergerak naik.
Setelah kalah dini di dua turnamen pertama, FajRi hampir selalu lolos ke babak perempat final dan lolos final 8 kali di 14 turnamen berikutnya. Total empat gelar berhasil mereka dapatkan.
Bagi Rian, mentalitas "bukan siapa-siapa" juga melepaskan beban yang ditanggungnya bersama Fajar di lapangan.
"Sama seperti di All England tahun lalu (2022), kami kalah di babak pertama sama teman sendiri, junior kami (Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin)," ucap Rian.
"Selepas dari situ kami ubah mindset. Ya udah gak papa kami kalah tapi kemudian kami coba fokus dan enjoy. Kami ubah lagi mindset seperti tahun lalu."
Secercah harapan hadir di depan Fajar/Rian. Mereka dapat sedikit menyelamatkan kiprah mereka pada tahun lalu dengan penampilan kuat saat BWF World Tour Finals 2023.
Setelah menjegal Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen (Denmark), salah satu rival terbesar, yang sedang panas, FajRi tampil spartan dalam laga alot dengan dua pasangan teratas.
Dua sosok yang dimaksud adalah pasangan nomor satu, Liang Wei Keng/Wang Chang (China), dan sang juara dunia, Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae (Korea Selatan).
Dalam dua pertandingan beruntun di hari terakhir fase grup dan semifinal itu, Fajar/Rian selalu kalah tipis di gim pertama dan memaksakan rubber.
Mentalitas "bukan siapa-siapa" makin krusial karena Liang/Wang dan Kang/Seo menjadi unggulan paling awal yang bisa dihadapi Fajar/Rian di dua turnamen pertama tahun 2024.
Di Malaysia Open 2024, Fajar/Rian berpotensi menjalani ulangan final dari edisi tahun lalu dengan Liang/Wang jika sama-sama lolos ke perempat final, fase pertama di mana para unggulan tak lagi dipisahkan.
Tantangan Fajar/Rian untuk membumi bisa diuji lebih jauh pada babak kedua di mana pasangan underdog, Fang-Chih Lee/Fang-Jen Lee (Taiwan), menjadi salah satu calon lawan.
FajRi kalah dari duet saudara kembar ini saat lebih dijagokan untuk menang dalam jumpa terakhir di Hong Kong Open 2023.
Sedangkan di India Open 2024, Kang/Seo lah yang berpeluang menghadirkan tantangan pertama karena jalur mereka dengan Fajar/Rian bersilangan di perempat final.
Jika berhasil melewati tantangan di depan, bukan tidak mungkin momentum bagus akan bergerak ke arah Fajar/Rian. Kembalinya sang jagoan, mirip skenario dalam film.
Kepala pelatih ganda putra, Aryono Miranat, memberi catatan positif terhadap penampilan terakhir anak asuhnya tersebut.
Aryono berharap Fajar/Rian kembali ke level performa seperti ketika dapat menjuarai beberapa turnamen pada awal tahun 2023.
"Hanya memang ada beberapa yang masih perlu diperbaiki," kata Aryono dalam keterangan via Tim Humas dan Media PBSI setelah BWF World Tour Finals 2023 rampung.
"Defense harus lebih rapat dan kuat, servis dan pengembalian servis harus menjadi perhatian lebih, unforced error harus dikurangi, kondisi fisik harus ditingkatkan lagi."
"Masalah cedera harus benar-benar tuntas, dirawat dengan baik supaya tidak mengganggu di persiapan sebelum pertandingan dan pada saat pertandingan."
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com, PBSI |
Komentar