BOLASPORT.COM - Pelatih ganda putra China, Chen Qi Qiu, menyesalkan satu hal menyakitkan pada hasil yang didapatkan anak didiknya sepanjang tahun 2023.
Meski terlihat samar, sejatinya kondisi ganda putra Negerti Tirai Bambu sedikit banyak memiliki kemiripan dengan ganda putra Indonesia saat ini.
Sempat menjadi nomor yang sangat kuat dan diandalkan, nomor ganda putra kini juga mengalami tren penurunan pada skuad bulu tangkis China.
Gebrakan melalui kombinasi anyar Liang Wei Keng/Wang Chang dan Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi pada 2022 mulai menemui kondisi stagnan.
Memang, Liang/Wang melesat untuk menjadi pasangan nomor satu dunia sementara Liu/Ou, yang lebih senior, di peringkat delapan meski sempat bertengger di peringkat dua.
Liang/Wang juga menjadi ganda putra nomor satu dunia dari China yang pertama sejak Liu Yu Chen dan partner lamanya yaitu Li Jun Hui pada 2017.
Meski begitu, memiliki dua pasangan ganda putra di jajaran 10 besar dunia tidak berarti membuat prestasi China gemilang di nomor ini sepanjang 2023.
Satu kekurangan yang menjadi catatan Chen Qi Qiu adalah bagaimana anak-anak asuhnya kerap kalah ketika sudah unggul jauh dari lawannya.
Padahal ada satu momen heroik yang pernah dilakukan Liu/Ou tatkala menyelamatkan China dari kekalahan pada semifinal Sudirman Cup 2023 lalu hingga berakhir menjadi juara turnamen.
Baca Juga: Malaysia Open 2024 - Ganda Putra Malaysia 'Takut' Pasang Target di Rumah Sendiri
Saat itu Liu/Ou menggagalkan kemenangan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi yang akan membawa Jepang menang 3-1 setelah bangkit dari ketertinggalan 16-20 di gim ketiga.
Namun selain itu itu, ganda putra China justru lebih sering merana pada kompetisi individual seperti BWF World Tour hingga Kejuaran Dunia.
Pelatih Chen, juga dijuluki Coach Ferguso di kalangan fan badminton Indonesia, merangkumnya dengan kata "penyesalan".
"Dalam kompetisi tahun ini (2023), ganda putra kami mampu menjungkirbalikkan lawan di Piala Sudirman," tulis Chen Qi Qiu dalam unggahan di akun Weibo miliknya pada 31 Desember 2023.
"Tetapi, seringkali kami kehilangan keunggulan besar di turnamen terbuka."
"Di awal tahun, Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi unggul atas lawannya 17-11 pada Malaysia Open dan (16-11, red) di All England Open, tetapi kalah dalam pertandingan tersebut."
"Ada banyak sekali situasi serupa yang juga dialami Liang Wei Keng/Wang Chang, termasuk di semifinal Kejuaraan Dunia dan final BWF World Tour Finals," tandasnya.
Dua kekalahan pahit di antaranya dialami dari wakil Indonesia yaitu Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan.
Kekalahan Liu/Ou di All England dialami dari The Daddies. Di Indonesia Open gantian Liang/Wang yang menderita karena kalah dari PraYer setelah unggul 17-11 di gim ketiga.
Tetapi lebih dari itu, momen paling menyakitkan bagi Chen Qi Qiu terjadi saat Liang/Wang dan Liu/Ou gagal merebut medali saat Asian Games 2022 yang digelar di Hangzhou, China.
Liu/Ou dikalahkan Aaron Chia/Soh Wooi Yik (Malaysia) di perempat final, sedangkan Liang/Wang kandas di tangan Choi Sol-gyu/Kim Won-ho (Korea Selatan) di babak kedua.
"Hasil di nomor individu pada Asian Games 2022 adalah yang paling menyakitkan," ungkap pria yang punya hubungan hangat dengan pelatih Indonesia, Herry Iman Pierngadi, itu.
"Jika kami bisa melakukan lebih baik dalam hal-hal kecil, seharusnya kami mampu memberikan hasil lebih baik."
"Tetapi begitulah faktanya, kami harus menghadapi kenyataan, menghadapi masalah ini dan mencari solusinya."
"Kemudian kami harus mengumpulkan pengalaman berharga ini untuk kompetisi di tahun depan (2024)," tambah Chen.
Chen Qi Qiu memiliki harapan baru dalam menggugah persaingan antara anak didiknya agar lebih terpacu di tahun Olimpiade.
Racikan anyarnya yaitu He Ji Ting/Ren Xiang Yu menunjukkan potensi menjanjikan karena mampu merebut gelar di Kumamoto Masters 2023, turnamen kelima mereka sebagai partner.
Mereka mampu mengalahkan pasangan-pasangan kuat, termasuk dua kampiun Kejuaraan Dunia yakni Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae dan Aaron Chia/Soh Wooi Yik.
Chen tidak menutup kemungkinan apabila Liang/Wang atau Liu/Ou bisa tergeser andaikan He/Ren mampu merebut satu spot menuju Olimpiade Paris 2024.
Setiap negara hanya bisa mengirimkan dua wakil di setiap nomor bulu tangkis. Di nomor ganda, dua pasangan senegara baru bisa lolos bersama jika menempati peringkat delapan besar.
"Dalam persaingan top 8 besar di kualifikasi Olimpiade, masih ada harapan bagi China untuk mengirimkan dua pasangan," ungkap Chen.
"Pasangan dengan performa luar biasa yaitu He Ji Ting/Ren Xiang Yu pada paruh kedua tahun ini, masih punya harapan untuk lolos ke Paris," tandasnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Weibo, Aiyuke |
Komentar