BOLASPORT.COM - Pengumpulan poin kualifikasi Olimpiade Paris 2024 akan berakhir pada April setelah turnamen beregu Thomas Uber Cup 2024 di Chengdu, China.
Sektor ganda putra Indonesia yang menjadi salah satu andalan Merah Putih untuk meraih medali tengah bersaing keras karena belum ada yang masuk dalam peringkat aman agar lolos Olimpiade.
Direktur tim teknik tim Ad hoc Olimpiade 2024, Christian Hadinata mengatakan bahwa langkah awal yang dilakukan tim adalah agar pebulu tangkis Indonesia adalah memperbaik perinngkat agar mampu memenuhi kuota maksimal.
"Seperti ganda putra yang menembus ranking 1-8, suatu negara bisa mengirim 2 pasang," kata Christian kepada media, termasuk BolaSport.com di pelatnas Cipayung, Jakarta, Senin (8/1/2024).
"Begitu pula di nomor tunggal suatu negara bisa mengirim dua wakil jika wakilnya menembus peringkat 16 besar dalam ranking race to Paris," kata Christian.
"Dari sektor ganda putra, Fajar/Rian peringkat 8, sementara Fikri/Bagas di peringkat ke-11 sehingga perlu perjuangan keras lagi."
Sebagai direktur teknik, Christian bertugas mengkoordinasikan tim pelatih, pelatih fisik, mentor, dan analis performa.
Pelatih dibalik kesuksesan Ricky Soebagja/Rexy Mainaky meraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996 itu juga dibantu oleh direktur tim kesehatan, tim dokter, ahli gizi, sport science, dan psikolog olahraga.
Tujuannya untuk mengoptimalkan performa setiap atlet di setiap pertandingan dengan jadwal turnamen yang padat.
"Untuk meraih tempat pada Olimpiade, persaingan tidak hanya di pelatnas tapi juga dari luar," ujar pria 74 tahun itu.
"Bagi saya secara pribadi ambil positif saja berarti anak-anak harus bersaing di dalam untuk mendapat hasil terbaik dengan teman sendiri seperti Dejan/Gloria."
"Dari nomor ganda putra, Ahsan/Hendra permainannya masih stabil. Anak-anak harus bisa mengatasi persaingan ini. Mentor di luar juga punya peran tersendiri."
"Saya beberapa kali berkunjung ke latihan Dejan/Gloria juga melatih langsung, dan memberikan latihan juga. Dari ganda putra adanya Candra (Wijaya) sebagai mentor dan kesenioran Ahsan/Hendra bisa memberi masukkan sangat bagus."
"Apalagi dalam mengahadapi pressure. Jam terbang mereka juga tinggi, sudah sangat bagus dan kami beruntung bisa punya senior seperti Ahsan/Hendra. Dari segi teknis juga mereka juga membantu," tutur Christian.
Selain bantuan mentor, latihan pebulu tangkis yang dipersiapkan untuk Olimpiade mendapat perlakuan khusus.
"Misalnya lapangan latihan. Latihan juga tentu tidak sendiri, ada tim sparring dengan atlet yang dinominasikan menuju Olimpiade," ucap Christian.
Sementara itu, Candra Wijaya sebagai mentor ganda putra mengatakan bahwa tugas mentor lebih mudah.
"Misalnya mengembangkan teknis, pengembangan keterampilan, memberi inspirasi dan motivasi. Olimpiade adalah turnamen terbesar. Saya setelah 20 tahun baru kesini lagi (PBSI)," kata peraih emas Olimpiade Sydney 2000 bersama Tony Gunawan itu.
"Prinsipnya saya tidak mau mencederai semangat yang berjuang ke Olimpiade. Saya juga ikut berlatih lagi di pelatnas. Hal yang perlu dikuasai adalah lawan kita bisa tidak kelihatan, jadi butuh dukungan Tuhan."
"Selain itu, menguasai keadaan. Olimpiade turnamen besar ini sehingga adalah kesempatan besar sebagai atlet dan menghadapi Olimpiade dengan gagah berani."
"Dengan ada beban, performanya juga harus lebih maksimal, siap mental. Juara itu dari karakter dan mental pemberani," ucap Candra.
Baca Juga: PBSI Umumkan Tim Ad Hoc Olimpiade Paris 2024, Taufik Hidayat hingga Tontowi/Liliyana Turun Gunung
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar