Dia malah bermain makin garang, sementara Shi Yu Qi justru tampil anti-klimaks. Kemenangan telak pun dikantongi Antonsen dengan skor 21-13, 21-14.
Keberhasilan Antonsen untuk tidak terganggu insiden semacam itu di sebuah laga final memang jelas bukan hal mudah.
Namun itu mungkin juga sudah sedikit banyak terlatih lewat insiden serupa yang menimpanya pada babak semifinal sebelumnya saat melawan Lin Chun-Yi (Taiwan).
Ada satu poin siluman yang terjadi di awal gim pertama ketika ia unggul 8-2.
Ketika Lin menambah satu angka, entah bagaimana papan skor justru berubah bertambah dua angka menjadi 8-2.
Antonsen pun sempat langsung menoleh ke arah pelatihnya di sisi lapangam Joachim Persson dan sempat berbincang.
Sayangnya, karena sedang berkonsentrasi tinggi, mereka juga tidak menyadari apa yang salah sepenuhnya.
"Saya melihat ke arah Joachim dan bertanya, 'bukankah dia (Lin) baru tiga skornya?'. Saat itu kedudukan jadi 8-4 dan Joachim pun juga tidak yakin," jelas Antonsen.
"Jadi kami terus bermain, lalu dia mendapat poin."
"Saya dari unggul 8-2 awalnya lalu beberapa saat kemudian jadi 9-9."
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | TV2 Sport Denmark |
Komentar