BOLASPORT.COM - Tunggal putra Denmark sekaligus kompatriot Viktor Axelsen, Anders Antonsen akhirnya bisa tersenyum lega setelah menjuarai Malaysia Open 2024.
Kemenangan tersebut sangat bermakna bagi Antonsen di awal tahun kompetisi baru.
Bukan hanya karena level turnamennya yang tinggi, BWF World Tour Super 1000, tetapi juga karena perjuangan keras dia untuk naik ke podium tertinggi.
Antonsen menjadi satu-satunya pemain berstatus non-unggulan yang berhasil jadi kampiun di turnamen tersebut.
Mengalahkan Shi Yu Qi (China) yang sebelumnya mengandaskan pemain nomor satu dunia, Viktor Axelsen di semifinal, juga menjadi nilai tambah yang membuat kemenangannya lebih terasa istimewa.
Tetapi lebih dari itu, satu peristiwa yang hampir saja merusak konsentrasi Antonsen adalah yang paling disorot.
Laga final Malaysia Open 2024 di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (14/1/2024) lalu sempat diwarnai insiden shuttlecock yang diduga kuat telah menyentuh net di area pertahanan Shi Yu Qi.
Tepatnya di area depan backhand Shi.
Baca Juga: India Open 2024 - Viktor Axelsen Mundur karena Meriang, Saingan Anthony Ginting Berkurang
Namun karena laju shuttlecock yang cepat, wasit tidak menyadarinya.
Pun demikian dengan sistem review instant BWF yang juga tidak menyediakan opsi untuk tayangan ulang situasi demikian.
Antonsen sempat memprotes dan menanyakan fault tersebut.
Tetapi Shi juga mungkin tidak merasa ada yang salah, menysuul kecepatan kok yang sangat cepat.
Namun dalam tayangan ulang, sedikit terlihat kok sudah menyentuh lapangan.
Sayangnya poin tetap untuk lawan, kedudukan menjadi 4-2 di gim pertama untuk keunggulan Antonsen.
"Saya juga agak ragu karena kecepatannya yang sangat cepat. Tapi saya merasa kok itu sudah sempat menyentuh di lantai," kata Antonsen yang tetap menyesali insiden tersebut, dikutip BolaSport.com dari TV2 Denmark.
"Sungguh bencana jika hal ini terjadi."
"Itu adalah sesuatu yang Anda harusnya bisa di-challenge dengan mudah."
"Sehingga wasit bisa melihatnya di tayangan ulang," tandas dia.
Beruntung Antonsen tidak terganggu dengan insiden tersebut.
Dia malah bermain makin garang, sementara Shi Yu Qi justru tampil anti-klimaks. Kemenangan telak pun dikantongi Antonsen dengan skor 21-13, 21-14.
Keberhasilan Antonsen untuk tidak terganggu insiden semacam itu di sebuah laga final memang jelas bukan hal mudah.
Namun itu mungkin juga sudah sedikit banyak terlatih lewat insiden serupa yang menimpanya pada babak semifinal sebelumnya saat melawan Lin Chun-Yi (Taiwan).
Ada satu poin siluman yang terjadi di awal gim pertama ketika ia unggul 8-2.
Ketika Lin menambah satu angka, entah bagaimana papan skor justru berubah bertambah dua angka menjadi 8-2.
Antonsen pun sempat langsung menoleh ke arah pelatihnya di sisi lapangam Joachim Persson dan sempat berbincang.
Sayangnya, karena sedang berkonsentrasi tinggi, mereka juga tidak menyadari apa yang salah sepenuhnya.
"Saya melihat ke arah Joachim dan bertanya, 'bukankah dia (Lin) baru tiga skornya?'. Saat itu kedudukan jadi 8-4 dan Joachim pun juga tidak yakin," jelas Antonsen.
"Jadi kami terus bermain, lalu dia mendapat poin."
"Saya dari unggul 8-2 awalnya lalu beberapa saat kemudian jadi 9-9."
"Akan sangat gila jika saya kalah dalam pertandingan itu atau berbalik tertinggal."
"Itu merupakan sebuah bencana, karena ada begitu banyak hal yang dipertaruhkan."
"Sekarang saya sudah menang, jadi saya bisa lebih menoleransi. Tapi kalau saja sebaliknya, wah...," tandasnya.
Malaysia Open 2024 menjadi gelar tertinggi Antonsen sepanjang kariernya di ranah BWF World Tour.
Sebelumnya, dia pernah mencapai final Super 1000 di Indonesia Open 2019 tetapi harus berakhir runner-up setelah kalah dari Chou Tien Chen (Taiwan).
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | TV2 Sport Denmark |
Komentar