Akan tetapi, Diggi merasa bahwa hasil tes pramusim tidak bisa dijadikan tolok ukur untuk menilai secara keseluruhan kesiapan pembalap dalam mengarungi musim.
Sebab, bagi pembalap non-debutan pun, tes pramusim tak jarang justru berbanding terbalik pada hasil-hasil balapan.
Semua itu tidak lepas dari faktor-faktor kompleks lainnya.
Mulai dari segi lokasi sirkuit, cuaca, hingga kesiapan mental itu sendiri.
"Dia sudah menyesuaikan gaya berkendaranya dengan mesin MotoGP."
"Namun, tes pramusim itu hanya satu hal. Sedangkan pada akhir pekan balapan, kondisinya akan berbeda lagi."
"Jadi, kita harus melihat dan menunggu bagaimana penampilan dia sepanjang musim ini," ucap Diggia.
Sebelumnya, di sela-sela tes, Acosta sempat dipuji oleh salah satu kru KTM perihal ketepatannya dalam mengutarakan feedback.
Apa yang dia sampaikan dan keluhkan semuanya sejalan dengan set-up dan kondisi motor. Sesuatu yang sangat jarang bisa dilakukan untuk pembalap berusai 19 tahun seperti dia.
Acosta juga memilih untuk tetap membumi. Dia antusias menyambut musim debutnya di kelas para raja, tapi tetap sadar diri hasil tes bukanlah segalanya. Masih banyak hal yang harus dia pelajari.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar