BOLASPORT.COM - Kegagalan Malaysia menjuarai Kejuaraan Beregu Asia 2024 telah memancing kemurkaan dan rasa putus asa dari legenda bulu tangkis Lee Chong Wei.
Peraih tiga medali perak Olimpiade sekaligus mantan tunggal putra nomor satu dunia itu mulai menilai bahwa kasus penurunan prestasi bulu tangkis Malaysia semakin parah.
Terlebih setelah Malaysia dibantai dengan kekalahan 0-3 pada final Badminton Asia Team Championships 2024, Minggu (18/2/2024) lalu, oleh tim China.
Sedangkan tim beregu putri lebih parah, sudah tersingkir di perempat final.
Sebagai salah satu mantan pemain yang pernah merasakan level tinggi dan prestasi besar bersama kompatriotnya, Lee Chong Wei merasa bahwa taraf prestasi skuad Negeri Jiran sudah seharusnya tak boleh dikompromi.
Terutama dari kualitas mental para pemain Malaysia saat ini yang menurutnya mudah goyah.
Padahal, Malaysia punya sejumlah pemain andalan. Katakanlah seperti ganda putra terbaik mereka Aaron Chia/Soh Wooi Yik atau ganda putri Pearly Tan/Thinaah Muralitharan.
Sayangnya, kedua pasangan itu justru tampil anti-klimaks di laga penting.
Baca Juga: Ricky Soebagdja Ganti Rionny Mainaky Jadi Kabid Binpres PBSI, 9 Ganda Pelatnas Diumumkan
Tan/Thinaah kalah dari Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto saat tim putri Malaysia menghadapi Indonesia.
Sedangkan Chia/Soh, berkontribusi besar pada kekalahan tim putra Malaysa dari China di final Kejuaraan Beregu Asia 2024 lalu. Mereka bahkan kalah dari pasangan ranking 90 dunia, Xie Hao Nan/Zeng Wei Han.
Kekalahan memalukan Malaysia bertambah pedih karena lini tunggal putra mereka tak bisa berbuat banyak akibat absennya Lee Zii Jia dan Ng Tze Yong. Yang satu mengalami sinusitis, satunya mengalami cedera punggung.
"Saya tahu bahwa kenyataan itu menyakitkan tapi saya pikir bulu tangkis Malaysia hanya akan terus menurun dari sini, jika tidak ada sesuatu yang dilakukan (untuk berubah)," ucap Lee Chong Wei dikutip BolaSport.com dari Berita Harian.
"Saat ini saya ingin menyerah pada bulu tangkis Malaysia. Ketika saya mengucapkan fakta, saya dipandang sebagai orang jahat. (Padahal) kita tidak bisa hanya mengatakan semuanya baik-baik saja saat ternyata memanga da yang tidak beres."
"Ada kemunduran dari kekuatan tunggal kita, bahkan para pelapisnya pun belum mendekati yang sudah ada."
"Negara lain berani mengistirahatkan pemain top mereka dan memberikan kesempatan untuk pemain pelapis, tapi kami (Malaysia) tidak berani ambil risiko tersebut," tandasnya.
"Kami punya ganda putra terbaik tapi kadang mereka bahkan tidak bisa menandingi wakil negara lain yang mendatangkan pemain pelapis mereka," sindirnya.
Lee Chong Wei lantas juga menyindir federasi Asosiasu Bulu Tangkis Malaysia (BAM) yang malah kerap memeram para pemain pelapis alih-alih menurunkan di turnamen level Grade 3 (di bawah BWF World Tour).
"Lihat negara-negara lain, mereka terus mengirimkan pemain mudanya ke turnamen. Kalaupun kalah dari pemain berperingkat lebih tinggi, mereka tetap terus mengirim pemain. Inilah cara membangun kepercayaan diri mereka."
"Tentu kalau kalahnya dari pemain junior dari negara bulu tangkis yang berperingkat lebih rendah harus dibatasi, tapi kalau kalah dari tim papan atas ya tidak apa-apa."
"Saya punya pengalaman di olahraga ini lebih dari 25 tahun. Saya tahu ketika seorang pemain tidak bisa memberikan yang terbaik atau mencari alasan, mungkin pemain generasi ini telah banyak terlalu dimanjakan, tidak seperti pada zaman saya," ujar Lee Chong Wei.
"Kami harus melakukan perubahan drastis. Jika tidak, maka kami (Malaysia) akan tertinggal jauh dan bulu tangkis tidak lagi jadi salah satu olahraga unggulan di negeri ini. Saya benar-benar tidak sanggup menghadapinya," tutup legenda berusia 41 tahun itu.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Bharian.com.my |
Komentar