BOLASPORT.COM - Sekjen PSSI Yunus Nusi buka suara terkait aksi brutal gelandang PSS Sleman Wahyudi Hamisi yang terlihat melakukan tendangan mengenai kepala pemain asing Persebaya Surabaya yakni Bruno Moreira.
Aksi brutal Wahyudi Hamisi ini terjadi saat Persebaya Surabaya menjamu PSS Sleman dalam laga pekan ke-27 Liga 1 2023/2024 yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Minggu (3/3/2024).
Insiden ini terjadi pada menit ke-16, saat perebutan bola di area PSS Sleman.
Saat itu, pemain Persebaya Bruno Moreira menahan rasa sakit dan tidak bisa bangun.
Baca Juga: Komentar Kiper PSS Usai Gawangnya Kebobolan 13 Detik Setelah Kick-off
Namun, saat bola mengarah pada Bruno yang tengah tidur kesakitan, Wahyudi Hamisi terlihat melakukan tendangan kencang yang mengenai kepala pemain berusia 24 tahun tersebut.
Alhasil, Bruno Moreira langsung bangun dan dan bereaksi keras kepada Hamisi yang diikuti pula oleh pemaon Persebaya.
Tindakan pemain PSS Sleman ini bahkan membuat Persebaya mengeluarkan kecaman, karena sebelumnya pemain asing Bajol Ijo Robertino Pugliara juga menjadi kebrutalan Wahyudi Hamisi pada tahun 2018.
Bahkan Robertino Pugliara dipaksa mengakhiri kariernya karena patah kaki.
Kecaman yang dilayangkan Persebaya ini membuat banyak pihak penasaran apa yang akan dilakukan PSSI dengan adanya insiden tersebut.
Menanggapi hal ini, Yunus Nusi mengaku sangat menyayangkan kejadian seperti ini bisa terjadi.
"Kebetulan saya juga nonton Persebaya lawan PSS Sleman, kami sangat menyayangkan insiden itu," ujar Yunus Nusi kepada awak media di GBK Arena, Senayan, Senin (4/3/2024).
Terkait adanya insiden tersebut, Yunus Nusi mengaku bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Komite Wasit.
PSSI berharap kejadian ini akan jadi evaluasi dan pastinya diharapkan ada sanksi berat yang diberikan kepada pemain.
Menurut Yunus para pemain seharusnya bisa saling menghargai saat ditengah lapangan bukan justru mencederai.
Untuk itu, agar kejadian seperti itu tak akan terjadi lagi ke depannya.
Diharapkan sanksi berat bisa diberikan ke pemain.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Komite Wasit Pak Rudy, kami berharap ada evaluasi termasuk juga sanksi berat terhadap pemain," kata Yunus Nusi.
"Kami melihat di depan wasit kejadian itu terjadi dan berharap ada respect dari pemain jangan sampai saling mencederai karena itu berakibat fatal," ucapnya.
Lebih lanjut, Yunus juga menyinggung soal beberapa pemain yang sebelumnya telah kehilangan nyawa di tengah lapangan.
Ada beberapa pemain yang meninggal karena cedera parah di lapangan, seperti Kiper klub Liga 3 Tornado FC Pekan Baru Taufik Ramsyah yang meninggal dunia pada Selasa, 21 Desember 2021 lalu.
Baca Juga: Hadapi Situasi Sulit, Paul Munster Beberkan Kondisi Internal Persebaya Jelang Jamu PSS Sleman
Taufik Ramsyah meninggal pada usia 20 tahun karena mengalami cedera kepala seusai berbenturan dengan pemain lawan Wahana FC.
Selain itu, kiper Persela Lamongan yakni Choirul Huda juga meninggal pada 15 Oktober 2017 setelah mengalami benturan di lapangan.
Insiden tersebut terjadi saat Choirul Huda membela Persela melawan Semen Padang di Stadion Surajaya, Lamongan, Minggu, 15 Oktober 2017.
PSSI pun tak ingin kejadian seperti itu terulang lagi di sepak bola Indonesia.
Baca Juga: Kata Muhammad Iqbal Usai Cetak Gol Tercepat di Liga 1 2023/2024 Lewat Tembakan Jarak Jauh
Oleh karena itu, Yunus menekankan kepada pemain agar saling menghormati.
"Sudah ada beberapa pemain yang meninggal di Riau, di Persela dan kami berharap hal ini tidak terulang," jelas Yunus.
"Kami kasihan dengan pemain jika tidak terlindungi nyawanya."
Sekjen berusia 54 tahun itu pun mengaku akan menunggu surat dari Persebaya untuk nantinya masuk ranah Komite Disiplin (Komdis).
Pertandingan Persebaya kami jadikan evaluasi dan kami sudah berkoordinasi dengan Komite Wasit," tutur Yunus.
"Kami masih tunggu surat keberatan dari Persebaya agar masuk ke ranah komite disiplin," pungkasnya.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar