BOLASPORT.COM - Mantan juara kelas berat UFC, Francis Ngannou, menghadapi kenyataan pahit tentang pertarungan tinju sebenarnya setelah dibuat KO oleh Anthony Joshua.
Francis Ngannou tidak dapat mengulangi performa impresifnya saat melakoni debutnya di ring dengan melawan juara dunia tinju kelas berat WBC, Tyson Fury, pada Oktober lalu.
Jika Ngannou masih bisa melawan saat bersua Fury dan bahkan melepaskan satu pukulan yang membuat The Gyspy King terjatuh, kali ini ceritanya lain.
Anthony Joshua mengendalikan Francis Ngannou dalam pertarungan yang dihelat pada Sabtu (9/3/2024) dini hari di Kingdom Arena, Riyadh, Arab Saudi.
Sebelumnya dapat bertahan selama 10 ronde dengan Fury, Ngannou sudah dipukul jatuh pada ronde pertama dengan pukulan lurus dari tangan kanan Joshua.
Butuh waktu hampir 10 detik bagi Ngannou, tepatnya 8 detik, untuk berdiri. The Predator terselamatkan oleh bel akhir ronde pembuka ini.
Ngannou mencoba untuk lebih menekan pada ronde kedua. Adapun Joshua mengatur tempo dengan jab sambil menunggu kesempatan untuk menyerang.
Mantan pemegang empat sabuk juara kelas berat itu membuktikan kecakapannya dalam bertinju dengan membuat Ngannou terjengkang lagi.
Baca Juga: Tinju Dunia - Musuh Terakhir Mike Tyson Bongkar Kelemahan Canelo Alvarez, Berkah untuk Calon Lawan?
Ngannou memang dapat melanjutkan pertarungan, kali ini sembilan detik untuk berdiri, tetapi hanya untuk dibuat pingsan beberapa detik kemudian.
Begitu wasit memberi tanda, Joshua tidak membuang waktu untuk meluncurkan bogem mentah ke kepala Ngannou.
Buk! Ngannou pingsan dengan posisi kaki tertekuk ke dalam, seperti saat Stipe Miocic dibuatnya KO untuk merebut sabuk juara kelas berat UFC pada 2021.
Bagi Ngannou, kekalahan ini menjadi peringatan pertama dalam ambisinya untuk pindah karier dari petarung MMA menjadi petinju profesional.
Ini menjadi kekalahan KO pertamanya sepanjang karier sebagai petarung profesional, baik di MMA (17-3, 12 KO) maupun tinju (0-2).
Meski demikian, Joshua mendorong Ngannou, yang diklaim punya pukulan terkeras di UFC, untuk terus mengejar mimpinya.
Ngannou baru punya rekor dua pertarungan tinju profesional tetapi telah melawan para petarung terbaik seperti Joshua dan Fury.
"Ketika saya melihat pertarungannya dengan Tyson Fury saya berpikir untuk ingin ikut ambil bagian," ucap Joshua, dilansir dari BBC.
"Saya memintanya untuk tidak meninggalkan tinju. Dia menjalani dua pertarungan dan menghadapi yang terbaik," imbuhnya.
Di sisi lain, kemenangan KO atas Fury menjadi pembuktian Joshua bahwa dia pantas untuk menjadi penantang untuk gelar juara tinju sejati.
Empat sabuk mayor tinju akan dipertaruhkan pada 18 Mei 2024 di Arab Saudi saat Fury (WBC) meladeni Oleksandr Usyk (WBA, WBO, IBF), sosok yang menjegal mimpi Joshua.
Walau Ngannou merupakan orang baru di tinju, Joshua membuktikan bahwa dia bisa mengatasinya dengan jauh lebih baik daripada Fury.
"Saya bangga dengannya karena ada tekanan besar di sana," ucap promotor bagi Joshua, Eddie Hearn.
"Jika kami memenangkan pertandingan ini maka dia akan menghadapi pemenang Fury vs Usyk. Kita sedang melihat petinju kelas berat nomor satu di dunia."
"Dengan performa ini, tidak ada yang bisa mengalahkan dia (Joshua)."
"Saya mohon Tyson Fury untuk mengalahkan Usyk karena kita akan mendapat duel terbesar sepanjang sejarah olahraga ini."
"Sebagai petarung, dia adalah inspirasi bagi anak-anak muda. Apa yang saya katakan akan terjadi, telah terjadi. Dia mengalahkan Francis Ngannou."
"Dia adalah seorang monster dan saya tidak sabar menunggunya untuk mengalahkan Tyson Fury," sambung Hearn.
Rekor pertarungan Joshua kini menjadi 28 kemenangan dan 3 kekalahan. Tiga laga terakhirnya berakhir dengan kemenangan KO dan Retired.
Baca Juga: 1 Nama Baru Muncul, 3 Jagoan Ini Harus Dibereskan Islam Makhachev Sebelum Invasi Kelas Welter UFC
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BBC.com |
Komentar