BOLASPORT.COM - Aksi curang pelatih ganda putri Jepang, Kei Nakashima, kembali terulang pada French Open 2024 sampai membuat wasit geram.
Lagi dan lagi, pertandingan melibatkan ganda putri Jepang harus dicederai pelanggaran aturan oleh pelatihnya sendiri, Kei Nakashima.
Pelatih berusia 61 tahun tersebut kembali menunjukkan kebiasaan buruknya pada turnamen BWF World Tour Super 750 pekan lalu.
Kali ini, peristiwa terjadi saat Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara (Jepang) menghadapi Chen Qing Chen/Jia Yi Fan (China) di semifinal French Open 2024, Sabtu (9/3/2024).
Pada gim pertama di kedudukan 14-10, Nakashima mulai membuat wasit lapangan asal Denmark, Jacob Syndberg, yang memimpin pertandingan, mulai merasa geram.
Pertandingan sampai sempat dihentikan sejenak. Nakashima rupanya ketahuan oleh Syndberg sedang mengintervensi jalannya laga.
Sosok yang dahulu dikenal sebagai pemain tunggal putra dari China bernama Ding Qi Qing ini berusaha ikut campur mempengaruhi pengamatan Matsumoto/Nagahara.
Dia mendikte anak didiknya tentang apa yang harus dilakukan di lapangan, termasuk keluar atau masuknya shuttlecock.
Memberi instruksi sebenarnya sah-sah saja, asalkan ketika reli tidak berjalan atau saat jeda interval atau antar-gim sebagaimana diatur dalam Laws of Badminton.
Akan tetapi, Nakashima sering mencuri-curi kesempatan untuk memberi arahan saat kok belum jatuh ke tanah.
Wasit Syndberg, bukan orang pertama yang melakukannya, lantas menegur Nakashima agar tetap tenang di kursi pelatih saat reli.
Syndberg sampai meminta wasit turnamen untuk berdiri di dekat Nakashima dan mengawasinya, juga bukan untuk kali ini saja pemandangan semacam terlihat.
Pertandingan akhirnya dimenangi Chen/Jia yang tidak terpengaruh oleh masalah tersebut. Mereka tetap mampu fokus dan mengalahkan Matsumoto/Nagahara dengan skor 21-13, 21-16.
Chen Qing Chen sendiri tidak memperhatikan kalimat apa yang diucapkan Nakashima kepada lawannya sepanjang reli.
Sudah hafal dengan perilaku Nakashima, Chen lantas memberi sindiran kepada mantan pahlawan negaranya di final Thomas Cup 1986 itu.
"Saya sudah terbiasa. Saya tidak terlalu ingat apa yang dia katakan," ujar Chen seraya tersenyum dalam wawancara setelah pertandingan, dikutip BolaSport.com dari TV2 Denmark.
"Mungkin dia agak gugup ketika berbicara dengan para pemainnya dan lupa bahwa dia tidak diperbolehkan melakukannya," tandasnya, diikuti anggukan dari Jia Yi Fan.
Pemandangan semacam itu memang bukan kali pertama terjadi.
Pundit bulu tangkis dari Denmark, Jim Laugesen, sampai ikut mengomentari sikap Kei Nakashima yang kurang mencerminkan sportivitas.
Tak segan-segan, Laugesen menjulukinya dengan julukan "Pembuat Curang yang Terkenal".
Julukan itu keluar dari mulut Laugesen setelah aksi curang Nakashima keluar dalam pertandingan perempat final Denmark Open 2023 antara Matsumoto/Nagahara dan wakil Indonesia, Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi.
Saat itu Nakashima juga sampai diawasi wasit turnamen agar tidak berulah sampai pertandingan berakhir.
"Sangat tidak patut, duduk di kursi pelatih tapi menjadi hakim garis bagi para pemainnya," ujar Laugesen kala itu,
"Dia memengaruhi langsung jalannya pertandingan, dia mengatur mana bola yang masuk dan keluar. Saya menilai itu sama saja dengan kecurangan," tandasnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | TV2 Sport Denmark, BWF Badminton |
Komentar