Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

All England Open 2024 - Masih Menangis, Gregoria Akui Legawa Terima Kekalahan Menyesakkan karena Insiden Jahat

By Nestri Y - Jumat, 15 Maret 2024 | 20:33 WIB
Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, menangis di bahu sang pelatih Herli Djaenudin setelah kalah menyesakkan akibat insiden flash di perempat final All England Open 2024 di Utilita Arena Birmingham, Inggris, Jumat (15/3/2024).
TANGKAPAN LAYAR YOUTUBE @BWF TV
Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, menangis di bahu sang pelatih Herli Djaenudin setelah kalah menyesakkan akibat insiden flash di perempat final All England Open 2024 di Utilita Arena Birmingham, Inggris, Jumat (15/3/2024).

BOLASPORT.COM - Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, menangis terisak-isak setelah kekalahan dramatis yang dialaminya di perempat final All England Open 2024 karena insiden jahat.

Pupus sudah harapan Gregoria untuk melangkah jauh pada panggung turnamen tertua bulu tangkis dunia itu setelah langkahnya terhenti di babak delapan besar pada Jumat (15/3/2024).

Berlaga di Utilita Arena Birmingham, Inggris, pemain besutan PB. Mutiara Cardinal Bandung itu kalah dalam pertandingan tiga gim dramatis melawan ratu bulu tangkis Jepang, Akane Yamaguchi.

Kekalahan dengan skor 10-21, 20-22, 18-21 yang terjadi dalam tempo 62 menit itu menjadi kekalahan ke-14 kalinya yang diterima Gregoria dalam 18 kali perjumpaan melawan Yamaguchi.

Baru empat kali total Gregoria pernah mengalahkan mantan tunggal putri nomor satu dunia itu.

Terakhir, Gregoria menumpas perlawanan Juara Dunia dua kali tersebut pada perempat final Japan Open 2923, Juli lalu.

Namun, bukan perkara itu yang membuat kekalahan hari ini jauh terasa lebih menyesakkan.

Satu hal yang paling utama disesalkan Gregoria adalah insiden flash dari kamera di bangku penonton yang merusak ritme permainannya.

Baca Juga: Hasil All England Open 2024 - Diakhiri Insiden Flash dari Tribun, Gregoria Dihentikan Akane Yamaguchi

Cahaya lampu dari telepon genggam itu mengganggu penglihatan dan fokusnya dalam mengamati laju shuttlecock saat reli berjalan.

Sayangnya, itu terjadi di poin-poin krusial pada akhir gim ketiga, termasuk saat poin terakhir di mana dia mendapat giliran servis.

Gregoria lantas membatalkan permainannya sendiri, karena terganggung flash tersebut.

Tapi sayang seribu sayang, permainan hanya bisa dihentikan oleh umpire selaku pengadil lapangan, bukan keinginan pemain sendiri.

Otomatis, poin terakhir jadi milik Yamaguchi, pertandingan selesai dan tiket perempat final jatuh kepada wakil andalan Jepang.

Peraturan bulu tangkis memang memungkinkan wasit lapangan untuk menghentikan reli jika ada gangguan dalam pertandingan.

Gregoria mencoba melakukan protes, tetapi wasit tetap kekeh dengan keputusannya untuk tetap memberikan poin yang menentukan ini.

Seusai pertandingan, Gregoria masih belum bisa menahan air matanya yang telah mengalir sejak di lapangan. Namun, pemain 24 tahun itu berusaha untuk tetap legawa menerima hasil pahit.

"Saya tetap bersyukur dengan hasilnya," kata Gregoria, sembari masih menangis terisak, dikutip BolaSport.com dari siaran pers PBSI.

"Walau di gim pertama, permainan saya tidak cukup meyakinkan. Tapi di gim kedua, saya bisa berusaha untuk mengambil keunggulan walau sempat tertinggal 18-20," tandasnya.

Gregoria mengakui bahwa insiden flash pada akhir laga sangat mengganggu pandangan dia. Sayang, reli tidak bisa diulang.

"Di poin terakhir tadi, saat saya servis, ada flash kamera yang menyala di depan saya dan itu cukup mengganggu," jelas Gregoria.

"Saya refleks saja untuk menghentikan pertandingan, tapi sayangnya umpire memutuskan pertandingan selesai karena mungkin dia tidak melihat kejadiannya."

"Itu cukup mengganjal di hati saya," terang juara Kumamoto Masters 2023 itu.

Akibat kejadian itu, dia berencana untuk kembali menanyakan kepada pihak BWF terkait masalah seperti ini, yang tak jarang menimpa pemain-pemain lain pula.

Sering kali wasit telah memperingatkan para penonton di tribune untuk tidak menyalakan flash, tapi tetap saja masih ada yang bandel.

"Setelah ini, saya akan bertanya kepada umpire dan referee agar saya bisa mendapat jawaban yang jelas atas kejadian tadi."

"Terlepas dari itu, hasil sudah final dan saya harus terima," ucap Gregoria.

Sedangkan mengulas soal permainan, Gregoria mengakui bahwa kesalahan juga terletak pada dirinya yang terlalu banyak membuang kesempatan pada gim pertama.

Ini juga akan jadi catatan evaluasi karena Gregoria sudah sering terlambat panas di beberapa pertandingan penting.

"Ini menjadi catatan saya agar seharusnya saya bisa langsung in di gim pertama," ucap Gregoria.

"tertinggal begitu jauh dengan 11 poin beruntun hilang karena kebanyakan melakukan kesalahan sendiri, memang sangat merugikan," jelas Gregoria.

"Gim ketiga, saya sudah sempat unggul tapi Akane coba mengubah permainan dengan lebih bermain safe."

"Dia hanya menunggu saya menyerang lalu mencari celah untuk melakukan serangan balik dan itu membuat saya jadi ragu-ragu."

"Ini yang harus saya pelajari dari pemain-pemain yang peringkatnya di atas saya, bagaimana cara mereka mengubah pola di poin-poin kritis," kata dia.

Baca Juga: Hasil All England Open 2024 - Nestapa Dejan/Gloria, Zheng/Huang Habisi Nyawa Terakhir Ganda Campuran Indonesia

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Ardhianto Wahyu Indraputra
Sumber : BolaSport.com, PBSI

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
19
46
2
Arsenal
20
40
3
Nottm Forest
19
37
4
Chelsea
20
36
5
Newcastle
20
35
6
Man City
20
34
7
Bournemouth
20
33
8
Aston Villa
20
32
9
Fulham
20
30
10
Brighton
20
28
Klub
D
P
1
Persib
17
39
2
Persebaya
17
37
3
Persija Jakarta
18
34
4
Bali United
17
28
5
Arema
17
28
6
Persik
17
27
7
Persita
17
27
8
Borneo
17
26
9
PSBS Biak
17
25
10
Dewa United
17
25
Klub
D
P
1
Real Madrid
19
43
2
Atlético Madrid
18
41
3
Barcelona
19
38
4
Athletic Club
19
36
5
Villarreal
18
30
6
Mallorca
19
30
7
Real Sociedad
18
25
8
Girona
18
25
9
Real Betis
18
25
10
Osasuna
18
25
Klub
D
P
1
Napoli
19
44
2
Atalanta
18
41
3
Inter
17
40
4
Lazio
18
35
5
Juventus
18
32
6
Fiorentina
18
32
7
Bologna
17
28
8
Milan
17
27
9
Udinese
19
25
10
Torino
19
21
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
508
2
F. Bagnaia
498
3
M. Marquez
392
4
E. Bastianini
386
5
B. Binder
217
6
P. Acosta
215
7
M. Viñales
190
8
A. Marquez
173
9
F. Morbidelli
173
10
F. Di Giannantonio
165
Close Ads X