BOLASPORT.COM - Ganda putri Jepang, Nami Matsuyama/Chiharu Shida, gagal mengulangi pencapaian manis dua tahun lalu pada All England Open 2024.
Matsuyama/Shida ditumbangkan rival dari Korea Selatan, Baek Ha-na/Lee So-hee pada laga yang digelar di Utilita Arena, Birmingham, Inggris, Minggu (17/3/2024).
Mereka kalah usai berjibaku selama tiga gim dalam permainan yang berlangsung sampai 90 menit itu.
Matsuyama/Shida kalah dengan skor 19-21, 21-11, 17-21.
Padahal, pekan lalu kedua pasangan tersebut baru saling berhadapan pada babak perempat final French Open 2024.
Ganda putri Jepang yang keluar sebagai pemenang juga lewat via rubber game.
Akan tetapi, harapan Matsuyama/Shida untuk membawa pulang gelar juara All England Open yang kedua kalinya sirna usai Baek/Lee sukses membalas kekalahan mereka.
Matsuyama/Shida harus puas dengan raihan runner-up tahun ini usai pada All England Open edisi 2022 mereka sukses keluar sebagai kampiun.
Meski demikian, kekalahan ini meninggalkan kesan mengganjal karena menelan dua kekalahan beruntun saat tampil di laga final.
Pekan lalu Matsuyama/Shida dikalahkan ganda putri China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan di final French Open 2024.
Walaupun mereka juga merasa pencapaian melangkah ke final dalam dua turnamen berturut-turut patut diapresiasi.
"Saya pikir bisa mencapai final adalah sebuah langkah maju bagi kami," kata Matsuyama dilansir BolaSport.com dari Badminton Spirit.
"Meskipun kami kalah lagi hari ini, kami memiliki beberapa momen bagus, dan kami ingin terus meningkatkannya sebagai kekuatan kami," ujarnya.
Adapun Shida mengatakan bahwa perlu melakukan evaluasi usai menelan dua kekalahan beruntun di laga pamungkas.
"Saya mampu mencapai final di French Open dan All England Open, tetapi saya tidak dapat mencapainya (juara)," kata Chiharu Shida.
"Kami harus mempertimbangkan kembali mengapa kami dikalahkan, tetapi kami ingin memastikan permainan bagus kami sekali lagi dan melanjutkan ke pertandingan berikutnya," tuturnya.
Pasangan ranking 5 dunia itu mengakui banyak melakukan kesalahan di akhir-akhir laga.
"Ketika saya memulai pertandingan, saya sama sekali tidak merasa bisa menang, dan saya benar-benar kesulitan," ucap Shida melanjutkan.
"Namun, kami bisa menang minggu lalu (di French Open), dan saya pikir kami juga bisa menang minggu ini, jadi kami berkembang di area itu."
"Kami membuat banyak kesalahan di saat-saat terakhir, dan ada saat-saat ketika kami dipaksa untuk mengambil keputusan, jadi saya pikir di situlah kami rentan," ujar Shida.
Di luar itu, Matsuyama/Shida mengakui bahwa dirinya merasa kecewa dan frustrasi.
"Saya yakin bahwa saya mampu tampil baik selama dua minggu berturut-turut," kata Shida.
"Namun, saya ingin merefleksikan fakta bahwa kami tidak dapat keluar sebagai juara di akhir turnamen."
"Karena kami benar-benar memiliki kesempatan (untuk menang) di kedua turnamen tersebut. Saya ingin mengingat penyesalan ini dan memanfaatkannya di lain waktu," ucap atlet berusia 26 tahun itu.
"Saya sangat ingin memenangkan All-England, jadi saya sangat kecewa," kata Matsutama melanjutkan.
"Kami kalah di final dua minggu berturut-turut, dan itu sangat membuat frustrasi."
"Namun, kompetisi terus berlanjut, dan masih banyak lagi hingga Olimpiade, jadi saya harap saya dapat mengatasi area yang saya pelajari dari kompetisi dan terus meningkatkan level saya," tutur Matsuyama.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | badspi.jp |
Komentar