BOLASPORT.COM - Ketua Umum PSSI Erick Thohir berbicara soal permasalahan Video Assistant Referee (VAR) yang belum juga diterapkan di kompetisi Liga 1 2023/2024.
Seperti diketahui, PSSI sebelumnya menargetkan VAR bisa digunakan di Liga 1 pada Februari 2024 ini.
Akan tetapi, hingga Maret 2024 PSSI belum juga menerapkan VAR ini di kompetisi resmi Liga 1.
Situasi ini membuat banyak pihak bertanya-tanya, karena penggunaan VAR ini sangat dinantikan.
Bukan hanya klub-klub Liga 1 saja yang mengharapkan VAR bisa segera diterapkan, akan tetapi pecinta sepak bola Tanah Air pun berharap alat canggih ini bisa segera dipakai.
Apalagi saat kompetisi bergulir dan masih banyak kritikan yang diberikan karena kepemimpinan wasit.
Untuk itu, dengan adanya VAR ini nantinya diharapkan bisa membuat kompetisi Liga 1 semakin baik ke depannya.
Diharapkan kompetisi tak akan lagi diwarnai kontroversi dan yang lainnya.
Namun, sampai saat ini penggunaan VAR ini belum juga diterapkan di Liga 1.
Menanggapi hal ini, Erick Thohir menjelaskan bahwa pembenahan sepak bola ini sedang dilakukan.
Salah satunya yang menjadi fokus saat ini yakni persoalan wasit yang masih terus menjadi keluhan para pecinta sepak bola Tanah Air.
Orang nomor satu di PSSI ini mengaku bahwa semua pembenahan dilakukan dan pihaknya telah berkomitmen membenahi kompetisi salah satunya dengan menerapkan VAR ini.
Hanya saja saat ini masih banyak proses yang dilakukan.
“Membenahi kualitas perwasitan adalah salah satu prioritas saya untuk menciptakan sepak bola yang bersih dan berprestasi,” ujar Erick Thohir sebagaimana dikutip dari Instagram pribadinya, Jumat (12/4/2024).
“Kami berkomitmen menerapkan VAR agar keputusan wasit lebih berkualitas. Namun semua ini butuh proses,” ucapnya.
“Perlu ada pelatihan bagi para wasit agar teknologi ini bisa digunakan dengan baik.”
“Kami juga akan mendigitalisasi sistem perwasitan, agar kinerja wasit lebih berkualitas dan lebih terukur.”
Mantan pemilik Inter Milan itu mengatakan bahwa permasalahan wasit ini memang menjadi fokus serius PSSI.
Hal ini karena saat ingin menggunakan dan menerapkan VAR ternyata banyak wasit di Indonesia yang belum siap.
Untuk itu, ia mengaku ini menjadi salah satu permasalahan VAR belum juga dipakai di Indonesia.
“Perwasitan ini kenapa kita serius membenahi?,” tanya Erick Thohir.
“Terlepas ada VAR mau mulai! Var-nya sudah siap! Wasitnya belum siap, jumlahnya tidak cukup!,” ujarnya.
Menteri berusia 53 tahun itu menjelasakan bahwa tak sedikit wasit yang memang belum menggerti penggunaan VAR.
Oleh karena itu, ada pelatihan dengan harapan orang-orangnya bisa belajar dan siap menerapkan nantinya.
Untuk itu, saat ini VAR diharapkan bisa dipakai pada chempionship series.
“Terus masa mesti dipaksain ada VAR! Mereka nggak mengerti, mencetnya saja salah!,” tegas Erick.
Baca Juga: Hore! PSSI akan Perpanjang Kontrak Shin Tae-yong, Erick Thohir Punya Komitmen Tinggi!
“Nah, ternyata terhambat, di situ mesti dibalik, bukan berarti Erick Thohir atau PSSI, atau Liga tidak komit terhadap VAR, tetapi ada fundamental yang belum bener di sepak bola Indonesia. People atau sumber daya manusianya.”
“Nah, karena itu dengan training dan dengan sistem segala baru bisa nanti championship series.”
Lebih lanjut, Erick mengatakan menurutnya telat tak ada masalah.
Hal ini bisa dimaklumi dan dimengerti apabila tahun depan penggunaan VAR ini bisa dilakukan dengan baik.
Menurut Erick, saat ini wasit-wasit Indonesia memang masih butuh waktu untuk bisa berdiri sendiri.
Oleh karena itu, Erick mengatakan bahwa saat awal-awal penerapan VAR nantinya pun bisa diikuti oleh wasit dari luar negeri.
Dengan harapan mereka nantinya bisa menjadi tandem di tengah lapangan.
“Tahun depan bisa. Tetapi daripada tidak ada, lebih baik telat. VAR tidak menyelesaikan pertandingan yang baik. Kenapa? Perwasitan Indonesia perlu waktu,” tutur Erick.
Baca Juga: Respons Erick Thohir Soal Kemenangan Timnas U-23 Indonesia atas UEA
“Makanya kita dorong lagi, tahun depan kita ingin ada wasit-wasit asing yang dijadikan tandem, tetapi kita tidak mau wasit yang dari luar negeri juga dikontrak full satu tahun. Kenapa? Nanti bisa kena lagi match fixing.”
“Dengan mereka bergantian dan ada pengawawan yang menyeluruh, jadi kita ada check amd balance. Dan apalagi sistem perwasitan ini nanti digitalisasi, kita sudah siapkan yang dari Inggris."
“Kemarin kita sudah down payment sistemnya. Nanti semua perwasitan itu transparan.”
“Penugasan transparan, lalu kalau ada kecelakaan direkam, lalu wasit lain bisa melihat, kalau klub tidak suka langsung komplain di sistem, Indonesia ini luar,” ujarnya.
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : |
Komentar