BOLASPORT.COM - Milomir Seslija jadi sosok yang membawa banyak perubahan di Persis Solo.
Datang menggantikan posisi Leonardo Medina, Milomir sukses memberikan angin segar.
Sebelumnya, tim Laskar Sambernyawa kesulitan bersaing di papan klasemen dan lebih dekat ke zona degradasi.
Namun dia berhasil berubah kondisi bahkan membuat optimisme suporter Persis meningkat dan berharap timnya lolos ke zona Championship.
Dari 9 laga dia mempersembahkan enam kemenangan, satu imbang, dan dua kalah dengan total 19 poin sejauh ini.
Milomir Seslija menjelaskan, saat pertama tiba fokusnya adalah mengangkat moral pemain.
Setelah dalam beberapa kesulitan mendapatkan kemenangan, perlu sosok pelatih yang membuat mental pemain bangkit.
Meski datang dengan prestasi membawa Maziya S&RC juara Liga Maladewa, hal tersebut belum cukup meyakinkan pemainnya.
"Ketika saya datang pertama kali, saya ingin datang ke Persis bukan untuk membuktikan bahwa saya pelatih yang baik."
"Saya ingin membuktikan ke pemain saya bahwa mereka jauh lebih baik dari yang mereka yakini," kata Milomir Seslija, Rabu (16/4).
Baca Juga: Kalah dari Persija, Pelatih Persis Komentari Kartu Merah Gavin Kwan dan Sebut VAR
Pelatih yang bisa dipanggil Milo ini melanjutkan, kedekatan antara pemain dan staf klub jadi kunci kebangkitan Persis.
Pemain, staf, dan suporter memiliki peran sendiri yang harus mereka lakukan.
Selain itu, pihak manajemen juga tidak ikut campur dalam keputusan pelatih yang membuat dia semakin bebas bereksperimen.
"Saya menikmati dengan pemain saya, kami menikmati latihan, kami berada dalam posisi sulit."
"Kami bermain lebih baik bahkan kami tahu kadang-kadang para pemain, kami memiliki atmosfer yang baik."
"Kami menghormati semua orang dan semua orang di tim kami melakukan pekerjaan itu."
"Ini adalah penggemar yang melakukan pekerjaan ofisial, ini adalah kesuksesan, tidak mengintervensi pekerjaan apa pun," lanjutnya.
Baca Juga: Kata Thomas Doll Usai Persija Bungkam Persis Lewat Gol Marko Simic
Pelatih berusia 59 tahun ini mengakui bahwa menjadi pelatih di Liga Indonesia cukup berat.
Mereka harus siap dipecat di tengah jalan saat dinilai kurang maksimal.
Hal tersebut berbeda dengan kondisi di Liga Inggris yang perlu kompensasi besar saat terjadi pemecatan pelatih.
Dia berharap di Indonesia harus lebih menghargai kerja keras pelatih agar sepak bola bisa terus berkembang.
"Beri saya waktu, Anda tidak bisa seperti setelah dua atau tiga pertandingan."
"Apa yang terjadi di Indonesia ganti pelatih Anda tidak pernah pergi, Anda mengganti (pelatih) di Inggris Anda harus membayar dua juta."
"Di Indonesia pelatih tidak terlalu dihargai, ada masalah, ketika pelatih akan dihargai sepakbola Indonesia ini akan naik," pungkasnya.
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar