BOLASPORT.COM - BWF mengumumkan peraturan baru tentang instant review system (IRS) alias sistem tinjau instan. Keputusan tentang challenge kini tidak hanya menjadi hak umpire alias wasit lapangan.
Walau telah membantu pertandingan bulu tangkis menjadi lebih adil tanpa bias dari hakim garis ataupun perangkat lapangan lain, IRS tidak terlepas dari kesalahan.
Sejumlah pebulu tangkis telah mengeluarkan unek-unek mereka saat IRS gagal menunjukkan posisi jatuhnya kok yang sebenarnya.
Salah satu kasus terkenal terjadi pada semifinal ganda putra antara Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (Indonesia) dan Ong Yew Sin/Teo Ee Yi (Malaysia) di Indonesia Masters 2021.
Dalam posisi game point 18-20 bagi pasangan Malaysia, mereka berhasil melakukan challenge terhadap servis Ong yang keluar.
Video reka ulang dari teknologi yang jamak dikenal sebagai hawk eye itu menunjukkan setengah bagian kok jatuh tepat di garis servis pendek.
Ong/Teo memenangkan gim pertama karenanya. Akan tetapi, tayangan ulang dari kamera di sisi lapangan menunjukkan bahwa kok jatuh di depan garis servis pendek.
"Ya, itu 1.000 persen kesalahan. Itu out-nya jauh sekali, tetapi bisa masuk," keluh Kevin tentang insiden itu, dilansir dari Kompas.com. Minions akhirnya menang melalui rubber game.
Baca Juga: Indonesia Masters 2021 - Marcus/Kevin Dicurangi Hawk-Eye, Atlet Luar Ikut Mencak-mencak
Kevin curiga ada kesalahan teknis di balik kesalahan hawk eye. Sebab, proses challenge berjalan lama. Ong/Teo bahkan sudah pasrah dengan melempar balik kok ke Marcus/Kevin.
"Itu ada yang eror dan mereka (BWF) sepertinya ngasal. Itu 1.000 persen out. Mereka (Ong/Teo) saja mengakui," sambung Kevin.
"Yang pasti kami kehilangan poin yang sangat penting pada poin-poin krusial. Tidak tahu, BWF harus perbaiki itu semua."
Hawkeye calling this one “in” on game point is honestly shocking!
Not going to be easy trusting that system again, but to be honest, I don’t think most of us ever trusted it 100% anyway. I always challenge if it’s an important point and fairly close to the line.
— HK Vittinghus (@hkvittinghus) November 20, 2021
@Thelauge pic.twitter.com/Q9A5ZM3yBR
Kini, Hampir tiga tahun setelah kejadian kontroversial tersebut, BWF akhir melakukan perubahan pada protokol terkait IRS.
Regulasi baru mengatur tidak hanya umpire alias wasit lapangan yang berhak untuk mengambil inisiatif jika ada kekeliruan atau inkonsistensi dengan IRS.
Sebelumnya, alurnya adalah wasit lapangan memberitahu referee alias wasit turnamen apabila adalah kesalahan yang teramati untuk meminta langkah yang harus diambil.
Artinya jika wasit turnamen tidak menyadari adanya kekeliruan yang terjadi, pemain cuma bisa pasrah untuk menerima meski keputusan akhirnya tidak adil.
Adapun sekarang, wasit turnamen tidak perlu menunggu kesadaran wasit lapangan akan adanya kesalahan dalam IRS dan secara langsung memberi arahan.
Perubahan ini telah dibahas dalam Rapat Umum Tahunan BWF di Chengdu, China, pada 27 April 2024 dan disepakati oleh Dewan BWF pada keesokan harinya.
"Keputusan seorang ofisial bersifat final atas semua poin fakta yang menjadi tanggung jawab ofisial tersebut kecuali jika IRS sedang beroperasi,"
"Sistem yang sedang beroperasi akan memutuskan setiap challenge kecuali jika ada keputusan yang tidak konsisten atau jelas-jelas tidak tepat yang diberikan oleh sistem."
"Dalam hal ini Referee akan menginstruksikan Umpire langkah untuk melanjutkan pertandingan," demikian bunyi peraturan baru dalam Laws of Badminton.
Keputusan BWF ini tidak semerta-merta menghilangkan perdebatan tentang teknologi bantuan bagi wasit dalam pertandingan.
Sebab, fakta bahwa IRS hanya mencangkup keputusan terkait garis lapangan dirasa tidak cukup dengan potensi munculnya kontroversi dalam kasus pelanggaran lain seperti net fault atau apakah kok telah menyentuh lantai sebelum dipukul.
Baca Juga: BWF Buka Suara soal Kontroversi Final Hylo Open 2022, Kemenangan Anthony Tidak Melanggar Aturan
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BWFBadminton.com |
Komentar