BOLASPORT.COM - VAR baru diterapkan di Liga 1 Indonesia saat klub-klub Liga Inggris mulai berencana menghapusnya karena terlalu banyak kontroversi.
Teknologi Video Assistant Referee (VAR) rupanya tidak menyelesaikan masalah, melainkan menciptakan beragam masalah baru yang lebih fatal.
Hal tersebut terbaca dari rencana klub Premier League untuk menghapus VAR pada musim depan.
VAR di Liga Inggris telah diberlakukan sejak 2019/20, yang berarti sudah berumur empat musim.
Namun dalam perjalanannya, kontroversi tetap menyelimuti kompetisi termewah dunia tersebut.
Salah satu klub yang paling sering menjadi korban, Wolverhampton Wanderers, mengajukan proposal penghapusan VAR.
"Pengenalan VAR pada 2019/20 adalah keputusan yang diambil dengan niatan baik," ujar statemen resmi klub Justin Hubner.
"Nyatanya, itu (VAR) menimbulkan banyak konsekuensi negatif yang merusak ikatan antara fans dengan sepak bola."
"Serta mengerogoti reputasi brand Premier League."
Baca Juga: Tiket Timnas Indonesia Vs Irak dan Filipina Tetap Laku Terjual Meski Mahal
Pada hari yang sama, penyerang Newcastle Anthony Gordon menjadi korban terbaru dari inkompetensi VAR.
Ia tak mendapatkan penalti walaupun jelas terlihat dijatuhkan Sofyan Amrabat kala melawan Manchester United tadi malam.
"Saya tidak paham apa gunanya VAR (kalau begini situasinya)," ujar Gordon.
"Itu ada di sana (VAR) untuk mengoreksi kesalahan!"
Proposal Wolves di atas akan dibawa ke pertemuan shareholders pada 6 Juni.
Agar penghapusan VAR disetujui, proposal tersebut harus mendapat dukungan dari 14 klub Premier League.
Sementara itu di Indonesia, Liga 1 baru mengadakan VAR pada babak championship.
Laga Bali United vs Persib Bandung dan Madura United vs Borneo FC berkesempatan menjadi dua laga pertama yang dipelototi VAR.
Persib mendapatkan penalti saat melawan Bali United setelah wasit mengecek layar di tepi lapangan.
Baca Juga: Shin Tae-yong Cemaskan Maarten Paes Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
Laga tersebut juga mendapatkan tambahan waktu 15 menit akibat lamanya waktu pengecekan (dan guling-guling pemain).
Sejauh ini tak ada kontroversi, dan keempat tim tampak menganggap teknologi ini sebagai upgrade.
Namun PSSI dan PT LIB harus memastikan agar wasit dan ofisial senantiasa menjunjung tinggi fair play dan meminimalisasi kesalahan sesedikit mungkin.
Jika tidak, klub dan fans bisa geram kepada VAR sebagaimana halnya banyak klub di Liga Inggris.
Baca Juga: PSSI Ungkap Alasan Menaikan Harga Tiket Timnas Indonesia Lawan Irak dan Filipina
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | SkySports.com |
Komentar