BOLASPORT.COM - Manajer tim Ducati, Davide Tardozzi, menyoroti persiapan Ducati saat ini dan menganggapnya sebagai pertaruhan yang berbeda dari sebelumnya dengan Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo.
Kini Ducati merekrut juara dunia MotoGP lainnyam Marc Marquez sebagai calon rekan setim Francesco Bagnaia di Ducati.
Selain itu, Jorge Martin dan Enea Bastianini masing-masing telah pindah ke Aprilia dan KTM.
Kedatangan Marquez di Ducati menandai komitmen besar ketiga merek Italia tersebut terhadap pembalap kelas atas, mengikuti jejak Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo.
Namun Tardozzi menekankan bahwa taruhan ini berbeda dalam banyak hal.
"Ini komitmen yang sangat berbeda karena persiapan yang kami lakukan saat ini sebagai rumah, sebagai motor, sebagai manajemen, dan sebagai penanganan teknis," kata Tardozzi dilansir dari MotoSan.
"Itu adalah kesalahan sebenarnya ketika kami merekrut Valentino di Ducati, kami tidak siap."
"Ducati tidak siap untuk mengelola Valentino Rossi, hari ini kami sangat siap. Saya juga ingat bahwa kami mempunyai juara dunia dua kali."
"Saat Anda mengelola Francesco Bagnaia, saya tidak mengerti mengapa Anda tidak bisa mengelola Marc Marquez juga."
"Bukan berarti Pecco (sapaan akrab Bagnaia) lebih rendah. Dia adalah seorang pembalap yang menunjukkan bahwa dia ingin menang dan dia melakukannya dengan cara yang paling bermartabat."
"Saya berbicara tentang apa yang terjadi di luar lintasan."
Baca Juga: Berkaca dari Kasus Jorge Martin di Aprilia, KTM Janji Tak Akan Menganaktirikan Maverick Vinales
Persaingan antara Bagnaia dan Marquez diprediksi akan sengit namun konstruktif.
"Pecco tahu betapa berharganya dia, dia percaya pada dirinya sendiri, dia memiliki kepercayaan diri yang besar dengan motornya dan juga dengan tim," ujar Tardozzi.
"Anda hanya perlu mengamati beberapa kariernya untuk memahaminya. Ini juga berkontribusi terhadap kinerja."
"Lorenzo membuat kesalahan dengan menandatangani kontrak terlalu cepat dengan Honda."
Bagi Marquez, berintegrasi dengan Ducati akan menjadi sebuah tantangan, setidaknya pada awalnya.
"Marc akan datang ke ladang Pecco Bagnaia. Dia telah melontarkan komentar-komentar menyanjung tentang Pecco yang tidak dibuat secara sembarangan," ujar Tardozzi.
"Ketika Marc berbicara, dia selalu tahu persis apa yang dia katakan, dia tidak pernah berbicara tanpa berpikir."
"Saya belum pernah mendengar dia melakukannya. Ketika dia melontarkan sebuah pernyataan, itu adalah sebuah kebenaran dan sering kali pernyataan tersebut juga mempunyai tujuan tertentu."
"Oleh karena itu, dia adalah anak yang sangat pintar dan akan sangat berhati-hati saat mendatangi kami."
"Saya yakin dia akan datang dengan hati-hati dan mencoba memahami cara kami bergerak karena di dalam garasi yang mengatur adalah Ducati, bukan pembalapnya."
Sejarah Ducati dengan nama-nama besar memang beragam. Kedatangan Valentino Rossi dianggap sebagai kesalahan waktu dan dengan Jorge Lorenzo, penandatanganan awal dengan Honda mengubah jalannya rencana.
"Dengan Valentino, waktunya benar-benar salah, dengan Jorge Lorenzo saya pikir dia melakukan kesalahan dengan menandatangani kontrak terlalu cepat dengan Honda," tutur Tardozzi.
"Jika dia menunggu beberapa hari saja, ceritanya mungkin akan berbeda. Jorge mencatatkan waktu tercepat 1 menit 30,9 detik pada MotoGP Italia 2027 di Sirkuit Misano."
"Sesuatu yang luar biasa dan dia melakukannya pada tahun 2017. Sungguh memalukan."
Rossi bergabung ke tim Ducati pada musim 2011 karena dikabarkan mengalami perselisihan dengan rekan setim di Yamaha, Jorge Lorenzo.
Datang dengan optimisme tinggi untuk bisa kembali berjaya di tim yang berasal dari negara yang sama, Italia, The Doctor malah tampil melempem dan gagal meraih satu kemenangan pun selama dua musim tersebut.
Tercatat dalam dua musim kariernya bersama Ducati, Rossi hanya membukukan empat podium di mana dua di antaranya merupakan posisi runner-up pada musim 2012.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar