BOLASPORT.COM - Ian Maatsen mencurahkan isi hatinya alias curhat usai mendadak dipanggil oleh timnas Belanda untuk EURO 2024.
Nama Ian Maatsen sempat menghiasi daftar tim bayangan Belanda buat Piala Eropa edisi ke-17.
Setelah melewati proses penyaringan, pemain keturunan Jawa-Suriname itu dicoret dari skuad final De Oranje.
Memang dasar rezeki tak kemana, Maatsen tiba-tiba diminta masuk ke tim asuhan Ronald Koeman.
Maatsen diplot sebagai pengganti Frenkie de Jong yang mengalami cedera.
Akibat panggilan mendadak dari timnas Belanda, dia terpaksa mengakhiri liburan lebih cepat guna bergabung bersama rekan-rekannya.
Maatsen mengaku sempat kecewa usai terdepak dari skaud final Belanda.
Namun, sekarang pemuda berusia 22 tahun itu merasa bangga karena bisa mewakili nama negara.
"Ini gila," kata Maatsen seperti dikutip BolaSport.com dari Telegraaf.
"Awalnya ada rasa kecewa. Sekarang saya sangat bangga dan senang karena bisa berada di sini."
"Ini adalah kenikmatan. Saya tidak memperhitungkannya sama sekali," tutur sang pemain.
Maatsen tak menampik fakta bahwa dirinya merasa lelah setelah liburan sebentar di Yunani dan terbang ke Jerman untuk EURO 2024.
Namun, menu latihan timnas Belanda yang tak terlalu intensif membantu Maatsen untuk memulihkan kondisi.
"Saya sedikit capek dalam perjalanan," ujar si pria kelahiran Vlaardingen.
"Untungnya, latihan kami tidak terlalu intensif pada hari pertama."
"Saya tidur tepat waktu. Hari berikutnya, saya merasa segar dan berlatih dengan baik," ucap Maatsen.
Lebih lanjut, Maatsen membahas kekasihnya yang terpaksa ditinggal saat berlibur lantaran harus memperkuat Belanda.
"Dia tidak kecewa," kata lelaki berpostur 178 sentimeter itu.
"Dia bahagia untuk saya. Dia bilang, 'Jangan khawatir, pergilah dan nikmati dirimu'."
"Ketika liburan, dia mendapat sinar matahari yang baik selama lima hari. Itu bagus," pungkas Maatsen.
Belanda akan memulai perjalanan di EURO tahun ini dengan menghadapi Polandia dalam partai perdana Grup D, Minggu (16/6/2024).
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | Telegraaf.nl |
Komentar