BOLASPORT.COM - Keputusan Ducati lebih pilih Marc Marquez dan membiarkan Jorge Martin serta Enea Bastianini pergi masih dicibir.
Langkah yang sedikit tak terduga yang dilakukan Ducati tersebut masih menyisakan kebingungan bagi sejumlah pihak.
Rata-rata ada yang agak menyayangkan karena skuad Si Merah Borgo Panigale itu harus melepaskan pembalap muda berbakat seperti Jorge Martin.
Selain itu juga harus melepas Enea Bastianini yang sebelumnya dipandang memiliki prospek cerah sejak bersinar di Gresini.
Merelakan kehilangan 2 pembalap mua berbakat seperti mereka untuk mendapatkan Marc Marquez yang notabene kini berusia 31 tahun, dinilai agak berisiko.
Pendapat itu dilontarkan oleh pengamat MotoGP, Carlo Pernat.
"Tentu saja setiap orang memang berhak melakukan apa yang mereka inginkan di dalam rumah (tim, red), mengingat ada strategi yang mungkin tidak kita ketahui," kata Pernat kepada Motosprint dikutip BolaSport.com dari Paddock-GP.
"Namun, kebijakan merekrut pembalap muda yang dilakukan sejak era Dovizioso telah dilakukan dan sejauh ini memberikan hasil yang tidak terbantahkan."
"Tetapi sekarang ada yang berubah strateginya. Pembalap generasi muda dihentikan dan dibiarkan memperkuat pabrikan lain."
"Mereka (Ducati) membiarkan pembalap berusia 26 dan 27 tahun Bastianini dan Martin, untuk mempekerjakan pembalap berusia 31 tahun bernama Marc Marquez," sindir Pernat.
Pria asal Italia itu lantas menambahkan bahwa keputusan yang dilakukan Ducati terlalu berisiko karena Martin yang kini memperkuat Aprilia, bisa jadi pesaing sengit.
Belum lagi kemungkinan ada rasa sakit hati yang terasa mengingat Martinator sebelumnya sudah dijanjikan dan dipastikan secara lisan untuk jadi pembalap pabrikan Ducati Lenovo.
"Saya tidak akan melakukannya," kata Pernat berandai-andai.
"Mengingat strategi yang digunakan (merekrut pembalap muda) baru-baru ini berhasil. Tapi saya bisa memahami bagaimana ini bisa menjadi ide yang wajar."
"Sekarang ada target dua nama besar jadi satu tim bersama-sama, itu tidak menjadi masalah," ucapnya.
Menduetkan Francesco Bagnaia dengan Marc Marquez memang sekilas jadi tim impian.
Yang satu juara dunia dua kali, yang satu merupakan juara 8 kali.
Namun tidak boleh dilupa bahwa nama besar tak selalu mampu mewujudkan ekspektasi besar pula sebagaimana yang pernah terjadi di Ducati ketika merekrut Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo.
Baca Juga: Valentino Rossi Jadi Teladan, Marc Marquez Bisa Punya Musuh Bebuyutan Baru di MotoGP 2025
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar