BOLASPORT.COM - Setelah ditaksir memiliki valuasi senilai 1,3 miliar dolar AS (Rp21,3 triliun) pada 2023 oleh Forbes, ONE Championship diproyeksikan meraih peningkatan pendapatan signifikan pada akhir tahun ini.
The Home of Martial Arts, yang menyelenggarakan pertarungan seni bela diri dalam berbagai disiplin, percaya bahwa 2024 adalah tahun bagi organisasi ini untuk meraih keuntungan secara run-rate basis, yang artinya angka pemasukan lebih besar dari pengeluaran.
Hal itu disampaikan oleh CEO ONE Championship, Chatri Sityodtong.
Jika tahun lalu ONE Championship ditaksir memperoleh pendapatan senilai 140 juta dolar AS, tahun ini Sityodtong memproyeksikan perusahaannya untuk meraup setidaknya 200 juta dolar AS.
Pria kelahiran Thailand tersebut menyebut jika jenama yang dibangunnya itu telah semakin dikenal di dunia setelah berinvestasi dan membangun reputasi selama bertahun-tahun.
"Lewat kombinasi pertumbuhan pendapatan yang kuat serta optimalisasi pengeluaran yang baik, ONE akan mencetak keuntungan dan aliran dana yang positif pada kuartal ketiga atau keempat tahun ini," ujar Sityodtong dalam paparannya.
"Pendapatan kami akan menuju 200 juta dolar AS pada tahun ini, menunjukkan kenaikan 50 persen dari 2023," lanjutnya.
Sejak berdiri pada 2011, ONE Championship telah menyelenggarakan sejumlah ajang olahraga tarung di berbagai belahan dunia.
Mulai dari Jakarta hingga Tokyo dan Shanghai di Asia, ONE Championship juga telah merambah beberapa kota baru seperti Doha di Qatar dan Denver di Amerika Serikat dalam setahun terakhir.
Setiap ajang mingguan dan bulanan dari ONE Championship juga tayang di 195 negara sehingga semakin mudah untuk dikenal secara global.
Adapun 2023 menjadi tahun tersibuk dalam sejarah ONE Championship.
Tahun itu ditandai dengan hadirnya gelaran ONE Friday Fights yang tayang setiap Jumat malam di Bangkok, Thailand.
Pada tahun lalu, ONE secara total menyelenggarakan 60 perhelatan dan angka ini diproyeksikan bertambah pada 2024.
"Pada 2024, ONE akan kembali mencetak rekor dalam hal jumlah tontonan dengan lebih dari 60 ajang live."
"Saya juga melihat adanya peningkatan pendapatan dari berbagai negara," jelas sang CEO yang juga praktisi Muay Thai dan Brazilian Jiu-jitsu ini.
Thailand telah menjadi salah satu pasar kunci bagi pertumbuhan ONE berkat ajang mingguan ONE Friday Fights yang jadi tontonan utama warga Negeri Gajah Putih setiap Jumat malam.
Mengutip laporan Nielsen, Chatri Sityodtong menyebut jika acara ini lebih populer dari tayangan sinetron yang biasanya menguasai tayangan televisi di Thailand.
"Popularitas ONE di Thailand bahkan melebihi tontonan dengan genre apa pun di industri media Thailand."
"Menurut Nielsen, ONE menjadi program yang konsisten paling banyak ditonton setiap pekan di Thailand semenjak ONE Friday Fights tayang di Lumpinee Stadium," sambungnya.
Dengan popularitas yang terus meroket di berbagai negara lainnya, Sityodtong optimistis jika tujuan utama ONE Championship untuk meraup keuntungan tahun ini tinggal menunggu waktu.
"Setelah lebih dari 12 tahun melakukan investasi ke jenama global kami, platform mendunia, konten live dan mesin distribusi, fandom global, dan deretan atlet juara dunia kami, saya bersama tim sangat optimistis bahwa ONE telah memasuki fase pertumbuhan keuntungan," pungkas Sityodtong.
Setelah sukses menggelar ONE 167 di Bangkok, Thailand, pada awal Juni ini, ajang akbar selanjutnya adalah ONE 168 yang akan digelar di Denver, Amerika Serikat.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | ONE Championship |
Komentar