BOLASPORT.COM - Manager Motorsport PT Astra Honda Motor, Rizky Christianto, mengungkapkan komitmen untuk melahirkan pembalap-pembalap berbakat asal Indonesia sampai berkompetisi ke level internasional.
Pada ajang Grand Prix, Indonesia sudah memiliki tiga pembalap muda mulai dari Veda Ega Pratama, Fadillah Arbi Aditama, hingga Mario Suryo Aji.
Mario Aji sejauh memiliki pencapaian paling tinggi dengan sudah berkompetisi di kelas Moto2 sejak musim 2024.
Adapun pada ajang balap motokros yakni MXGP, dua pembalap binaan PT AHM juga sudah mulai tampil pada kelas MX2.
Pembalap tersebut adalah Delvintor Alfarizi dan Arsenio Algifari.
Rizky mengatakan Astra Honda Motor memiliki sekolah balap dengan membina anak-anak yang berusia 10 sampai 12 tahun.
"Kita punya Astra Honda Racing School, kita bina anak-anak dari usia 12 sampai 15 tahun," kata Rizky saat ditemui BolaSport.com di sela-sela balapan MXGP NTB 2024 di Sirkuit Selaparang, Lombok, Sabtu (29/6/2024).
"Selanjutnya, kita gembleng mulai dari skill, teknik, disiplin, mental, dan sebagainya."
"Dari situ harapannya kita bisa dapat yang bagus, lalu kita bawa kejuaraan," ujarnya.
"Kita ambil dua sampai tiga orang untuk mengedarai motokros NSF250R, kemudian Asia Talent Cup."
"Harapannya bisa terus seperti Arbi dan Mario Aji yang berlaga pada ajang Junior GP hingga Moto2," ujarnya.
Baca Juga: MXGP NTB 2024 - Manajer Astra Honda Bicara Peluang 2 Pembalap Kakak Beradik Delvintor dan Arsenio
Rizky menambahkan Astra Honda Motor membuka pendaftaran untuk mengikuti sekolah balap.
"Di awal kita buka pendaftaran, kita cari tahu soal pengamalan dia sudah balap di mana saja, lalu kita seleksi, nanti kita dapat sekitar 10 sampai 12 orang," ujarnya.
"Kita cari bakat-bakat muda dari level 10-12 tahun, kita coba bimbing, latih untuk sampai ke level internasional," tuturnya menjelaskan.
Dia juga menjawab mengenai belum ada pembalap Indonesia yang menembus kelas tertinggi di level MotoGP.
Rizky menjelaskan berbagai kendala yang dialami mulai adaptasi pembalap Indonesia.
"Untuk ke MotoGP proses ya, sabar. Jadi begini, kita ketemu main di motor yang lebih kecil 100cc lalu naik kelas tingkat kesulitannya nambah," ucap Rizky.
"Pembalap ini harus beradaptasi, memang kita kasih pelajaran-pelajaran dan teknik, tetapi saat naik kelas lagi, tingkat kesulitan nambah lagi."
"Jadi kita butuhkan pembalap yang cepat beradaptasi dan bisa memperbaiki dirinya untuk bisa improve jadi saat dia naik kelas dia bisa mengikuti tingkat kesulitan," ujarnya.
"Lebih-lebih kalau ikut kejuaraan di Eropa masalahnya cuaca."
"Di eropa pusatnya balapan, di Indonesia sirkuit yang baru benar baru Mandalika. Berbeda seperti di Spanyol yang memiliki lima sampai enam sirkuit."
"Namun, saya yakin pembalap Indonesia memiliki kemampuan untuk cepat belajar dan cepat beradaptasi," ujar Rizky.
Baca Juga: MXGP NTB 2024 - Dapat Jatah Wildcard, Arsenio Algifari Siap Tampil Maksimal
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar