BOLASPORT.COM - Johann Zarco ikut ditanyai perihal manuver tajam Pramac Racing yang pilih keluar dari Ducati untuk gabung Yamaha, dia yakin satu pihak yang lebih banyak diuntungkan.
Keputusan Pramac yang mengakhiri mitra kerja sama selama 20 tahun bersama Ducati untuk memulai petualangan baru bersama Yamaha, masih jadi satu perbincangan hangat.
Banyak yang penasaran dengan sebesar apa nilai yang ditawarkan Yamaha kepada tim milik Paolo Campinoti itu hingga mau keluar dari zona nyaman bersama si Merah Borgo Panigale.
Pertanyaan itu pun juga tak luput dari telinga Johann Zarco.
Sebagai pembalap yang pernah bertahun-tahun jadi rider Pramac, Zarco pun sedikit banyak menganalisis apa yang terjadi di antara Pramac dan Yamaha.
Menurut pembalap veteran berusia 33 tahun itu, keputusan Pramac pindah ke Yamaha adalah pertanda bagus.
Zarco menghubungkannya dengan keseimbangan persaingan di grid yang belakangan didominasi motor-motor Eropa, khususnya Ducati.
Dengan kemauan Pramac ke Yamaha, maka hal itu juga akan membantu tim berlogo garpu tala tersebut bangkit dari keterpurukan.
Pramac dapat menyediakan opsi lebih banyak data dengan menjadi tim satelit Yamaha.
Sehingga menurut Zarco, pihak yang paling banyak diuntungkan tentu saja Yamaha.
"Itu hal yang bagus untuk proyek Yamaha. Mereka butuh lebih banyak motor untuk memperluas dan mendapatkan lebih banyak informasi," tutur Johann Zarco dikutip BolaSport.com dari Paddock GP.
"Menjadi hal yang baik untuk memiliki lebih banyak motor pabrikan Jepang di MotoGP karena sekarang motor-motor Eropa terutama Ducati, memiliki terlalu banyak keunggulan," tandasnya.
"Oleh karena itu kita harus menekan keseimbangan yang lebih baik dan berharap Jepang akan mengurangi kesenjangan dengan Ducati," tandasnya.
Zarco sudah memprediksi dengan bergabungnya Marc Marquez ke Ducati Lenovo pada MotoGP 2025, hal itu akan memperbesar kesenjangan dengan kekuatan pabrikan lain.
Maka, dengan adanya perubahan di grid lewat bergabungnya Pramac dan Yamaha, hal tersebut akan lebih membuka kesempatan persaingan lebih merata.
Serta, Yamaha bisa memicu Honda untuk melakukan pengembangan lebih baik dan cepat lagi, sebagai sesama tim pabrikan Jepang yang sedang 'sakit'.
"Saya pikir Marc dan Pecco hampir mustahil untuk dicapai tahun depan di tim teratas (Ducati Lenovo), dan mereka akan terbang sepanjang tahun," kata Zarco.
"Tapi, setidaknya dari posisi tiga sampai ke-10 akan ada perubahan dan itu akan menjadi hal lebih baik."
"Dan saya pikir Yamaha, dengan melakukan perbaikan dan menempatkan lebih banyak motor di grid, akan mendorong Honda untuk melakukan perubahan atau menemukan solusi," tambah Zarco.
Meski pada dasarnya Yamaha dan Honda memiliki perbedaan jenis mesin, tapi paling tidak menurut Zarco, kebangkitan yang nanti dialami Yamaha dapat membuat Honda tak lesu lagi.
"Bukan berarti contoh yang harus ditiru, karena motor kedua tim masih berbeda," jawab Zarco saat ditanya apakah Honda harus menyontoh Yamaha.
"Saya benar-benar berpikir bahwa mesin in-line dengan mesin V adalah dua hal yang sangat berbeda."
"Tetapi, katakanlah mungkin ada persaingan antara orang Jepang yang sudah lama ada. Dan saya rasa hal itu dapat mendorong lebih banyak orang Jepang untuk melakukannya."
"Bisa dibilang mereka (Honda) akan berpikir 'Sialan, pabrikan Jepang lain sudah melakukannya, atau sudah mulai bangkit lagi'," kata Zarco.
Baca Juga: MotoGP Belanda 2024 - Saksi Mata Terdekat Sebut Ada yang Aneh dari Kecelakaan Marc Marquez
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Paddock-GP.com |
Komentar