BOLASPORT.COM - Manajer timnas U-17 Indonesia dan timnas U-20 Indonesia, Ahmad Zaki Iskandar, menilai data pemain diaspora Indonesia masih banyak.
Timnas Indonesia jadi salah satu tim yang terus menambah kekuatan jelang putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Salah satu yang jadi fokus adalah menambah komposisi skuad agar bisa bersaing lebih maksimal.
Hadirnya pemain keturunan tentu menambah opsi bagi Shin Tae-yong dalam meracik skuadnya.
Ahmad Zaki Iskandar menjelaskan, Shin Tae-yong memiliki data yang melimpah terkait pemain keturunan.
Kondisi ini membuat Shin sebenarnya memiliki banyak pilihan dalam menentukan komposisi timnya.
Menurutnya, ini jadi langkah krusial agar timnas Indonesia bisa konsisten.
"Shin Tae-yong itu punya stok pemain 50 databasenya."
"Misal kalau Jordi Amat udah di peak performance, sekarang turun, gantinya banyak."
"Elkan gak bisa datang, tidak usah khawatir, karena stok dari U-23 juga ada," kata Ahmad Zaki Iskandar.
Baca Juga: Bursa Transfer Liga 1 - PSIS Datangkan Kiper Baru, Saingan Adi Satryo di Timnas Indonesia
Hadirnya pemain-pemain baru tersebut akan mendatangkan dampak positif.
Termasuk membuat persaingan di dalam tim lebih ketat dan mereka akan mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
Tentunya, hanya pemain yang memiliki kualitas yang akan dilirik oleh Shin Tae-yong.
"Jadi diaspora maupun lokal itu nanti persaingannya akan sangat tinggi sekali."
"Belum tentu diaspora akan langsung diambil."
"Kemampuan mereka akan dilihat dulu, jika kemampuannya sama dengan lokal, akan tereliminasi dengan sendirinya," lanjutnya.
Baca Juga: Penjelasan PSSI soal Sakit Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong
Zaki menambahkan, kolaborasi dengan pemain diaspora diharapkan bisa menjadi wadah untuk berbagi ilmu.
Tujuan utamanya tentu agar sepak bola Indonesia termasuk timnas memiliki standar yang lebih baik.
"Tak usah khawatir dengan diaspora, tapi mudah-mudahan dengan adanya keturunan ini bisa meningkatkan standar seleksi untuk timnas kita."
"Karena diaspora yang di luar ini memang didikannya beda dengan di Indonesia."
"Mereka diberikan pemahaman jadi atlet, pola hidup, dan pola latihan."
"Walaupun di Indonesia ada yang lebih baik, tetapi di kita tak ada pendidikan untuk jadi atlet," pungkasnya.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar