BOLASPORT.COM - Pemanah Indonesia, Diananda Choirunisa, meraih hasil impresif pada babak pemeringkatan nomor individual putri Olimpiade Paris 2024.
Langkah tiga pemanah putri Indonesia dalam mengawali petualangan pada Olimpiade Paris 2024 mendapatkan hasil yang cukup baik.
Diananda Choirunisa, Rezza Octavia dan Syifa Nurafifah Kamal meraih hasil yang terbilang oke pada babak pemeringkatan di Esplanades des Invalides, Paris, Prancis, Kamis (25/7/2024).
Torehan paling baik dicetak oleh Choirunisa dengan mencetak skor paling tinggi yaitu 670 poin dari 12 set yang dijalani.
Dari 72 anak panah yang dilepaskan, 6 anak panah per set, atlet asal Surabaya itu menempatkan 45 di antaranya di dua lingkaran terdalam yaitu 10 (33 kali) dan X (12 kali).
Ini menjadi skor terbaik yang pernah dibukukan pemenang medali perak Asian Games 2018 itu sepanjang kariernya.
Diananda juga melampaui pencapaiannya di Olimpiade pada Tokyo 2020 secara signifikan.
Dalam debutnya di ajang pesta olahraga sedunia atlet berusia 27 tahun itu menempati peringkat ke-40 dengan nilai 631 poin. Kiprahnya kemudian terhenti di babak 64 besar.
Diananda bahkan terpaut tipis dari 3 besar di babak pemeringkatan, cuma empat angka dari Yang Xiao Lei (China) di peringkat tiga.
Adapun dua peringkat teratas dikuasai dua pemanah putri asal Korea Selatan, yakni Lim Si-hyeon dan Nam Su-hyeon.
Lim Si-hyeon, yang masih berusia 21 tahun ini, sukses mengemas 694 poin. Hanya dua anak panah Lim yang mendarat di luar lingkaran X/10 dan 9!
Pemenang tiga medali emas di Asian Games 2022 itu memecahkan rekor dunia yang sebelumnya dipegang seniornya sendiri, Kang Chae-young, dengan 692 pada 2019 silam.
Korea Selatan memang menjadi kekuatan terbesar di cabang panahan. Di Olimpiade, pasukan Negeri Ginseng selalu menjadi juara umum di sembilan edisi terakhir.
Sementara itu, Rezza Octavia dan Syifa Nurafifah Kamal ada di luar 30 besar.
Octavia ada di peringkat 32 dengan total 650 poin, sedangkan Syifa berada di ranking 43 dengan 640 poin yang juga jadi skor tertinggi dalam kariernya.
Babak pemeringkatan nomor individual pada panahan memetakan posisi 64 kontestan sebelum diadu pada babak pertama.
Nantinya, peringkat 1 akan melawan peringkat ke-64, peringkat ke-2 akan bertemu peringkat ke-63, dan seterusnya.
Berdasarkan hasil babak pemeringkatan individual putri hari ini, artinya Diananda Choirunisa akan ketemu dengan peringkat ke-59 yaitu pemanah Belanda, Laura van der Winkel.
Laura van der Winkel tidak bisa diremehkan karena pernah merebut medali perak dalam seri Piala Dunia Panahan di Antalya pada 2022.
Sedangkan Octavia akan bertemu Virgine Chenier asal Kanada, serta Syifa akan bersua peringkat ke-22 dari India, Bhajan Kaur.
Hasil pemeringkatan ini juga menentukan bagan pertandingan nomor beregu putri.
Panahan beregu putri Indonesia yang terdiri dari Diananda, Octavia dan Syifa menempati ranking ke-7 dari total 12 tim yang berkompetisi dengan total skor 1.960.
Adapun peringkat pertama dikuasai Korea Selatan dengan skor 2.046. Mereka satu-satunya tim di babak pemeringkatan ini yang mampu menembus skor 2000.
Adapun peringkat kedua, ketiga dan keempat dihuni China, Mexico dan India.
Pada nomor beregu putri, hanya empat tim teratas dari babak pemeringkatan ini yang langsung lolos ke babak delapan besar.
Tim putri Indonesia akan menghadapi Malaysia di babak 16 besar. Wakil terbaik Negeri Jiran yaitu Syaqiera Mashayukh menempati peringkat 14.
Nomor beregu putri akan dipertandingkan pada Minggu (28/7/2024) mulai pukul 14.30 WIB. Sementara individual putri dihelat dua hari berselang.
Indonesia masih memiliki Arif Dwi Pangestu sebagai wakil tunggal di nomor individual putra. Arif juga akan tampil bersama Choirunisa di beregu campuran.
HASIL PANAHAN OLIMPIADE PARIS 2024:
Kamis (25/7/2024), Babak Pemeringkatan
Individual Putri
- Diananda Choirunisa: skor 670 - rank. 6
- Rezza Octavia: skor 650 - rank. 32
- Syifa Nurafifah Kamal: skor 640 - rank. 43
Beregu Putri
- Korea Selatan: skor 2046
- China: 1996
- Mexico: 1986
- India: 1983
- Prancis: 1972
- Jerman: 1965
- Indonesia: 1960
- Amerika Serikat: 1945
- Taiwan: 1926
- Malaysia: 1918
- Britania Raya: 1912
- Belanda: 1897
| Editor | : | Ardhianto Wahyu |
| Sumber | : | Olympics.com |
Komentar