BOLASPORT.COM - Indonesia menggantungkan harapan satu-satunya dari sektor ganda putra terhadap Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto pada Olimpiade Paris 2024.
Fajar/Rian tergabung ke dalam Grup C bersama Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (3/India), Lucas Corvee/Ronan Labar (Prancis), Mark Lamsfuss/Marvin Seidel (Jerman).
Lolos dari fase grup untuk melaju ke babak perempat final menjadi misi pertama yang harus dilalui ganda putra nomor satu Indonesia itu.
Baru setelah itu berbicara kesempatan Fajar/Rian untuk meraih medali Olimpiade.
Meski ganda putra disebut-sebut sebagai salah satu sektor terkuat yang dimiliki Indonesia.
Catatan minor justru yang berbicara saat ganda putra Indonesia selalu gagal merengkuh medali dalam tiga edisi berturut-turut Olimpiade.
Pada edisi terakhir di Tokyo, pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan menjadi yang paling dekat dengan raihan medali.
Namun, mereka harus dikalahkan ganda putra Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik pada laga perebutan medali perunggu.
Edisi Olimpiade Rio 2016 menjadi hasil yang paling buruk bagi ganda putra Indonesia usai Ahsan/Hendra tak mampu lolos dari fase grup.
Hal serupa juga terjadi pada Olimpiade London 2012, duet Mohammad Ahsan/Bona Septano harus terhenti pada babak perempat final.
Praktis masa kejayaan ganda putra Indonesia pada Olimpiade tercipta pada tahun 2008 di Beijing, China.
Saat itu, Hendra Setiawan bersama mendiang Markis Kido berhasil mempersembahkan medali emas untuk Merah-Putih lewat pertandingan heroik usai mempermalukan ganda putra tuan rumah.
Catatan tersebut bisa jadi memberikan beban tersendiri bagi Fajar/Rian untuk bisa mengembalikan martabat ganda putra Indonesia di kancah Olimpiade.
Apalagi mereka gagal total pada turnamen terakhir sebelum Olimpiade usai kandas pada babak pertama Indonesia Open.
Meski begitu, Fajar/Rian tak perlu pesimis karena Olimpiade tentunya berbeda dengan turnamen-turnamen yang diselenggarakan oleh BWF.
Potensi kejutan lebih besar terjadi pada pertandingan sekelas pesta olahraga paling bergengsi di dunia itu.
Ketua Asosiasi Bulu Tangkis China, Zhang Jun, bahkan mengungkapkan status unggulan nomor satu belum tentu bisa berdiri di podium tertinggi.
Berkaca ke edisi terakhir, pasangan Indonesia Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang berstatus unggulan nomor satu justru terhenti pada perempat final.
Dari sektor ganda campuran, unggulan kesatu Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong juga gagal meraih medali emas usai kalah pada laga final.
"Jangan berpikir bahwa kamu akan pasti memenangkan kejuaraan karena peringkatmu tinggi," kata Zhang Jun dilansir BolaSport.com dari Aiyuke.
"Jika peringkatmu tinggi, orang lain akan mempelajarimu lebih banyak untuk bisa berada di level yang setara," ujarnya.
Posisi Marcus/Kevin pada Olimpiade Tokyo 2020 serupa dengan ganda putra China, Liang Wei Keng/Wang Chang yang berstatus debutan dan unggulan kesatu.
Adapun Fajar/Rian yang juga berstatus debutan memilih fokus untuk mempersiapkan pertandingan pertamanya ketika berhadapan dengan Mark Lamsfuss/Marvin Seidel pada Sabtu (27/7/2024) besok.
"Kami akan berdiskusi lagi dengan pelatih, menonton video permainan mereka untuk menyiapkan strategi yang cocok. Sekarang tinggal jaga kondisi dan jaga mental," ucap Rian.
"Setiap Olimpiade memiliki cerita tersendiri. Perjuangan para senior terutama bulu tangkis yang meraih medali emas begitu menginspirasi kami," kata Fajar.
Baca Juga: Olimpiade Paris 2024 - Viktor Axelsen dan Anders Antonsen Kompak Enggan Ikuti Upacara Pembukaan
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | aiyuke.com |
Komentar