BOLASPORT.COM - Pasangan ganda campuran China, Feng Yan Zhe/Huang Dong Ping, harus rela jadi runner-up grup setelah kalah mengejutkan dari pasangan underdog Malaysia di fase grup Olimpiade Paris 2024.
Sebagai pasangan unggulan dua, persaingan Feng/Huang di Grup D mulanya diprediksi bisa lebih mudah.
Tetapi semua berubah ketika Feng/Huang menghadapi wakil Malaysia didikan Nova Widianto, Chen Tang Jie/Toh Ee Wei.
Mereka terpeleset di gim kedua dan dipaksa rubber game hingga berakhir menelan kekalahan.
Kekalahan tersebut cukup krusial karena membuat Juara Asia 2024 itu akhirnya harus terima nasib jadi runner-up Grup D, bukan juara grup.
Menjadi runner-up grup tentu berisiko menghadapi lawan-lawan kuat di babak gugur di perempat final selanjutnya.
Risiko terbesar itu langsung menimpa Feng/Huang setelah mereka dihadapkan undian melawan sang unggulan teratas sekaligus kompatriot sendiri, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong.
Pertemuan Feng/Huang vs Zheng/Huang ini jelas seperti final kepagian.
Sesuatu yang mungkin tak akan disukai Ketua Asosiasi Bulu Tangkis China, Zhang Jun, yang sebelumnya sangat percaya diri di nomor ganda campuran.
Karena derbi China sudah bertemu di babak perempat final, otomatis peluang bawa dua medali juga pupus.
Salah satu dari dua pasangan unggulan teratas itu akan gugur sebelum memastikan medali.
Bagi Feng/Huang, kalah di fase grup memang menodai status mereka sebagai unggulan dua.
Namun, kekalahan itu nyatanya tidak serta merta membuat Huang Dong Ping merasa rendah diri.
Pola pikir peraih emas Olimpiade Tokyo 2020 saat masih bertandem dengan Wang Yi Lyu itu sangat tegas dan berusaha untuk tidak larut dalam kesedihan dari kekalahan sebelumnya.
"Saya pikir masih wajar mendapatkan dua kemenangan dan satu kekalahan di babak penyisihan grup, karena memang kami tidak memiliki kekuatan yang cukup kuat," kata Huang Dong Ping dikutip BolaSport.com dari Aiyuke.
"Memang akan lebih sulit jalannya kalau lolos sebagai runner-up grup. Tetapi menurut saya, semakin sulit, justru semakin bagus."
"Olimpiade itu tentang menikmati prosesnya."
"Dulu saat saya main di Olimpiade untuk pertama kalinya, ini serasa seperti pertandingan yang sulit, pertandingan harus diterobos dan seolah tidak akan punya kesempatan lagi (membuat tertekan, red)."
"Tetapi, sekarang ini kami masih punya peluang, jadi kami akan terus berjuang!" ujarnya.
Kesulitan menjadi sesuatu yang seakan semakin memacu semangat Huang Dong Ping. Bukan mencari jalan mudah seperti yang diinginkan kebanyakan orang.
Hal-hal seperti inilah yang semestinya jadi contoh untuk para ganda campuran Indonesia. Kalah menang itu biasa, tetapi proses dan fighting spirit untuk melakoni sebuah pertandingan menjadi aspek terpenting di lapangan.
Asa gnda campuran Indonesia sendiri telah pupus dari Olimpiade Paris 2024 setelah Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari tersingkir di fase grup setelah menelan dua kekalahan dan satu kemenangan.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Aiyuke |
Komentar