BOLASPORT.COM - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, tegaskan larangan suporter tim tamu untuk hadir di stadion selama gelaran Liga 1 2024/2025.
Seperti yang diketahui, aturan larangan suporter untuk tim tamu sudah berlaku sejak musim lalu.
Kebijakan tersebut diambil selama dua musim oleh PSSI sebagai masa transisi sepak bola Indonesia setelah Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022.
Erick Thohir mengaku masih memberlakukan larangan tersebut pada musim 2024/2025.
Hal ini dipicu oleh insiden kerusuhan suporter yang berlangsung di beberapa titik di Tanah Air sepanjang musim 2024/2025.
"Saya sudah sering menjawab, sepak bola kita ke arah transformasi yang baik," ujar Ketua Umum PSSI, Erick Thohir pada Selasa (6/8/2024) sore WIB.
"Tapi apa semua baik? belum."
"Bisa lihat akhir musim kemarin ada ibu dan anak waktu itu mobilnya dipeahin kacanya."
Baca Juga: Erick Thohir Jamin Drama Pemanggilan ke Timnas Indonesia Tidak Lagi Terjadi di Musim Depan
"Kereta api kacanya ditimpukin. Tim yang hadir dicegat oleh oknum di jalanan."
"Jadi belum, dan kita wajib bersyukur ketika Jokowi membentuk tim untuk bernegosiasi dengan FIFA soal Kanjuruhan."
"Beruntung kita tidak dihukum, karena bisa dihukum 8 tahun waktu itu."
"Jadi, kita itu sebenarnya belum baik," ujarnya.
Erick Thohir kini tengah menggodok kebijakan baru untuk mencegah adanya kerusuhan suporter.
Salah satu langkah yang dilakukannya adalah meminta klub, PT LIB, dan BRI selaku sponsor Liga 1 Indonesia agar menyelesaikan data base suporter.
Kebijakan tersebut diharapkan dapat membantu pihak kepolisian untuk dapat menangkap oknum suporter yang melakukan kerusuhan di area stadion.
"Maka dari itu saya meminta liga dan klub, serta minta bantuan BRI, bagaimana data base suporter harus selesai tahun ini," ujar Erick Thohir.
"Dan saya sudah bertemu dengan pihak kepolisian apa yang mereka lakukan untuk menangkap oknum yang membuat kesuruhan seperti pada tahun kemarin itu tetap dilaksanakan."
"Jangan sampai suporter lain jadi korban karena oknum."
"Jangan juga klub jadi korban akhirnya ada oknum yang membuat kerusuhan."
"Klub yang jadi korban (rugi karena denda)."
"Itu nanti hukumannya selain denda, kurang poin, tidak boleh ada penonton."
"Akhirnya klub yang dicintai akhirnya dirugikan."
"Kalau di Italia dan Inggris bisa, masa Indonesia tidak bisa."
"Kuncinya bagaimana transformasi sepak bola harus dihormati."
"FIFA memberikan jeda 2 musim, ini musim kedua, data base harus segera diselesaikan dan semoga FIFA memberi kelonggaran."
"Semua oknum suporter yang terindikasi bakal rusuh bisa dicegah sejak dini."
"Mudah-mudahan suporter bisa mendukung rencana ini," ujarnya.
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar