BOLASPORT.COM - Nova Arianto menilai banyak pelajaran yang bisa diambil dari Shin Tae-yong.
Kedua sosok tersebut sudah bekerja sama dan sukses membawa timnas Indonesia di tahap ini.
Nova mendampingi Shin dalam masa pembangunan timnas di semua kelompok umur.
Saat ini kedua nama tersebut berpisah karena Nova akan fokus di timnas U-17 Indonesia.
Menariknya, beberapa pendekatan dari Shin masih dipertahankan untuk memimpin Garuda Asia.
Baca Juga: Terang-terangan, Petinggi FAM Berharap Malaysia Tiru Timnas Indonesia
Nova Arianto menjelaskan bahwa pelajaran yang didapatkan selama ini cukup banyak.
Tidak hanya dari Shin, beberapa metode Indra Sjafri juga dia pelajari.
Indra terkenal sebagai sosok pelatih yang sukses membangun timnas kelompok umur dan mendapatkan prestasi yang baik.
"Kebetulan saya bersama coach Indra dan Shin Tae-yong."
"Jadi dua pelatih itu menjadi salah satu role model saya untuk melatih saat ini," kata Nova Arianto dilansir BolaSport.com dari laman Kompas.com.
Karena bekerja cukup lama, dia lebih banyak berkomunikasi dengan Shin.
Dia belajar bahwa untuk membangun tim yang kuat butuh pemain yang siap.
Salah satu yang jadi dasar dan harus diterapkan adalah aspek disiplin.
Menurutnya, ini yang terus ditanamkan oleh Shin pada semua pemainnya.
"Banyak ya kalau saya ceritakan satu-satu."
"Tetapi satu yang saya ambil dari beliau (Shin Tae-yong) adalah masalah disiplin," lanjutnya.
Nova menyadari bahwa aspek mental harus jadi dasar bagi pemain.
Mereka diminta untuk terus bertarung dan habis-habisan selama di lapangan.
Termasuk agar tidak takut saat menghadapi lawan yang lebih kuat.
"Terutama cara dia mengubah mindset mental pemain."
"Mungkin saat dia datang dia melihat mental pemain Indonesia mudah menyerah," lanjutnya.
Baca Juga: Timnas Indonesia Mulai Membaik, PSSI Kini Siap Turun Gunung Bawa Liga 1 Naik Level di Asia
Dalam waktu empat tahun pemain timnas Indonesia akhirnya bisa naik kelas.
Skuad Garuda tampil percaya diri saat berhadapan dengan tim yang memiliki kualitas dan lawan yang unggul secara fisik.
Piala Asia 2023 dan Piala Asia U-23 2024 jadi bukti bahwa Indonesia sebenarnya bisa memberikan perlawanan maksimal saat mental sudah terbentuk.
"Namun, dengan datangnya dia dan apa yang sudah dia lakukan selama empat tahun."
"Mental menjadi masalah utama yang menjadi concern, itu yang menjadi panutan saya untuk melatih," pungkasnya.
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | Kompas.com |
Komentar