BOLASPORT.COM - Tenaga ahli Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Hamdan Hamedan bocorkan cara agar para pemain diaspora untuk tetap setia membela Timnas Indonesia.
Pihaknya belajar dari kasus Matt Baker yang sempat dipanggil Timnas U-17 Australia untuk sebuah turnamen persiapan sebelum Kualifikasi Piala Asia U-17 2025.
Sebelumnya, Matt Baker tampil impresif saat membela Timnas U-16 Indonesia di turnamen ASEAN Cup U-16 2024.
Kasus tersebut membuat semua pihak, mulai dari Kemenpora, PSSI, hingga tim pelatih Timnas U-17 Indonesia bergerak.
Kemenpora langsung mempertemukan antara PSSI dan kedua orang tua Matt Baker.
Beruntungnya, kedua orang tua Matt Baker tetap meneguhkan komitmen bersama Timnas U-17 Indonesia.
Hamdan Hamedan mengaku bahwa untuk mempermanenkan seorang pemain diaspora untuk bisa tampil untuk Timnas Indonesia ada dengan dua cara.
Cara pertama tentu melalui jalur regulasi dari FIFA.
Seperti yang diketahui, seorang pemain tidak bisa beralih federasi dalam tiga kondisi.
Kondisi pertama adalah pemain tidak bisa beralih federasi jika sudah pernah tampil di turnamen level A FIFA seperti Piala Dunia atau kompetisi level benua tingkat senior, meski hanya semenit.
Kondisi kedua adalah para pemain tampil lebih dari tiga kali di luar kompetisi level A, seperti ASEAN Cup (dulu Piala AFF), Kualifikasi Piala Dunia, laga persahabatan, lebih dari tiga kali.
Kondisi ketiga adalah para pemain bisa melakukan perpindahan federasi sampai usia 21 tahun saja.
Hamdan Hamedan mengaku bahwa strategi ini berlaku umum bagi seluruh negara untuk mengamankan talenta terbaiknya secepat mungkin.
"Jadi, kalau ngelock pemain bertalenta tinggi ada di regulasi FIFA itu bahwa seseorang tidak bisa berpindah asosiasi jika bermain ya di turnamen grade A FIFA [Piala Dunia, Piala Eropa, Piala Asia, Copa America, kompetisi level benua lainnya di tingkat senior] satu detik pun," ujar Hamdan Hamedan dilansir BolaSport.com dari kanal Youtube Si Paling Timnas.
"Walaupun dia masih berusia 16 tahun sudah tak bisa pindah kalau sudah tampil di sana [turnamen grade A FIFA]."
"Kalau di international matches di luar itu (ASEAN Cup, Kualifikasi Piala Dunia, laga persahabatan), misal ada pemain berusia 18 tahun dan bermain di AFF senior, dia main lebih dari tiga kali (aturan maksimal dari FIFA), artinya empat kali ya, lawan Malaysia 20 detik, Vietnam 20 detik, Timor Leste 20 detik, Thailand 20 detik, tapi karena sudah empat kali main sudah tak bisa pindah federasi."
"Ini kan strategi secara umum, patut atau tidak patut adalah dua hal yang berbeda," lanjutnya.
Strategi kedua dari Kemenpora untuk tetap menjaga kesetiaan para pemain diaspora bersama Timnas Indonesia adalah pendekatan kemanusiaan.
Strategi tersebut ditujukan untuk para pemain diaspora yang masih di bawah usia 21 tahun seperti Welber Jardim dan Matt Baker.
Pihak Kemenpora bakal melakukan pendekatan terbuka kepada para keluarga pemain jika ada permasalahan tertentu.
"Strategi ada yang lebih bagus. Strategi berikutnya adalah human to human connection," ujar Hamdan.
"Jadi, hubungan yang bagus dengan Baker, dengan Welber."
"Komunikasinya selalu mereka bisa telefon kita kapanpun."
"Kita selalu bisa one phone call away (terbuka untuk dimintai pertolongan melalui satu sambungan telefon)."
"Tapi kalau kita berbicara regulasi ya seperti itu."
"Regulasi FIFA kan bisa beralih federasi jika usianya kurang dari 21 tahun, tidak lebih dari tiga pertandingan, kecuali pernah tampil di kompetisi Grade A di FIFA."
"Intinya kami harus bisa memanusiakan manusia, bisa guyub, semua senang," tutupnya.
Editor | : | Bagas Reza |
Sumber | : | Youtube |
Komentar