BOLASPORT.COM - Pembalap Gresini, Marc Marquez, menunjukkan apa artinya menjadi yang terpintar di kelasnya pada balapan MotoGP San Marino 2024 di Sirkuit Misano, Minggu (8/9/2024) dengan menjadi juara.
Pelajaran ini sangat umum ketika Marquez mengendarai Honda dan motornya bekerja dengan baik, tetapi ia tentu saja menaklukkan Misano dengan memanfaatkan kondisi cuaca.
Dia bisa menaklukkan Francesco Bagnaia (Ducati) yang merupakan pembalap tuan rumah dengan motor lebih lama dari Bagnaia yakni edisi 2023.
Pembalap 31 tahun tersebut menyadari hal ini, itulah sebabnya ia tidak ingin berpuas diri, serta memperhitungkan bahwa dalam dua minggu ia akan kembali berkompetisi di lintasan yang sama.
"Terkadang, dalam situasi seperti ini, kenyataannya adalah bahwa setiap saat, di awal tahun, sedikit sulit bagi saya ketika ada situasi yang meragukan," kata Marquez dilansir dari MotoSan.
"Namun secara logika, mendapatkan kepercayaan diri, memegang motor lebih erat, memberi Anda perasaan bahwa Anda selalu bisa jatuh."
"Tetapi, jelas, ketika saya jatuh empat kali, saya berkata 'Tidak ada ruginya, semuanya bisa diraih'. Di situlah saya mulai memacu, tetapi tanpa mengambil risiko, saya mencoba untuk memimpin balapan."
Namun, pembalap asal Cervera itu mengungkapkan bagian tersulit dari balapan MotoGP San Marino dan sekaligus yang paling berharga.
"Bagi saya yang terpenting adalah bahwa pada lap terakhir saya memiliki juara dunia di belakang saya yang sangat mengenal motor ini dan saya mampu mencatatkan lap tercepat pribadi saya," tutur pemegang enam gelar juara dunia MotoGP itu.
"Saya tidak tahu apakah itu lap tercepat dalam balapan, tetapi selain itu saya mampu memperlebar jarak dan kami memiliki kecepatan. Kami perlu menyatukan hal-hal kecil, tetapi kemenangan ini sangat penting," ucap Marquez.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar