BOLASPORT.COM - Ganda campuran Indonesia, Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja mengungkap kunci mereka sukses melewati adangan wakil terbaik Malaysia.
Dejan/Gloria sangat bahagia mampu melaju ke babak perempat final China Open 2024 yang notabene turnamen prestisius berlevel BWF World Tour Super 1000.
Maklum, sudah beberapa turnamen terakhir pasangan independen itu selalu menderita early exit.
Kemenangan Dejan/Gloria hari ini didapat setelah mengalahkan Chen Tang Jie/Toh Ee Wei yang baru saja juara di Korea Open 2024.
Mereka menang dalam laga rubber game berhias skor satu digit, 21-16, 13-21, 21-9, pada Kamis (19/9/2024).
Salah satu hal yang membuat kemenangan Dejan/Gloria hari ini spesial adalah karena kemunculan Hendra Setiawan di kursi pelatih.
Ya, biasanya Dejan/Gloria yang dibesut PB Djarum ini didampingi pelatih Vita Marissa seorang.
Namun hari ini, Hendra yang juga disebut sosok berjuluk Silent Killer ganda putra itu turut mendampingi.
Hendra memang lebih dikenal main di ganda putra, tapi peraih emas Olimpiade Beijing 2008 itu pernah punya pengalaman main di ganda campuran bahkan dengan pemain luar.
Kehadiran Hendra turut menambah motivasi Dejan dan Gloria dari sisi nonteknis.
"Tadi selain ada pelatih kami ci Vita (Marissa), didampingi juga sama koh Hendra (Setiawan)," ungkap Dejan senang dikutip BolaSport.com dari rilis pers PBSI.
"Pastinya menambah kekuatan dan motivasi."
"Dua-duanya adalah legenda bulutangkis Indonesia yang hebat jadi kami tidak ada alasan untuk takut," ujar Dejan.
Sementara Gloria, menyebut bahwa mereka baru tahu bakal didampingi Hendra saat sesi pemanasan sebelum masuk lapangan.
"Baru tahu tadi saat pemanasan bahwa koh Hendra bakal dampingi kami juga. Senang banget pasti!" Kata Gloria.
Menyoal laga hari ini, Dejan sendiri mengungkap kuncinya ada pada kesabaran untuk membangun serangan.
"Alhamdulillah hari ini kami bisa bermain cukup baik. Dari permainan, ini pertemuan pertama kali kami dengan mereka jadi awalnya masih meraba-raba kekuatan dan kelemahan masing-masing," jelasnya.
"Kami siap dan yakin dulu dengan pola permainan yang ingin kami mainkan. Saat menang angin harus bagaimana, saat kalah angin bagaimana, itu modal pertama."
"Kami bisa start bagus di gim pertama, sebaliknya mereka di gim kedua berhasil membuat kami tertekan dan akhirnya lebih percaya diri."
"Di gim ketiga sampai poin 8-8 sempat rapat poinnya, setelah itu saya coba inisiatif, lebih fokus dan bisa dapat banyak poin," tandasnya merujuk pada eror beruntun pasangan Malaysia di gim ketiga.
Adapun Gloria, lebih menyoroti dari segi gaya main. Chen/Toh merupakan anak didik pelatih Nova Widianto dan cara main mereka mirip dengan ganda campuran Indonesia.
"Gaya permainan mereka tidak jauh dari gaya kami pasangan-pasangan Indonesia jadi sedikit banyak kami sudah tahu bagaimana menghadapinya. Mereka punya progress yang bagus jadi cukup senang di pertemuan pertama kami bisa menang," kata Gloria.
"Semalam setelah lihat mereka jadi calon lawan kami, ada perasaan akhirnya bertemu juga setelah banyak turnamen dilalui. Kurang lebih dua tahun baru bertemu, sesuatu yang agak mengherankan," tukasnya.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | PBSI |
Komentar