BOLASPORT.COM - Wakil Ketua Umum PSSI Ratu Tisha bicara blak-blakan dalam acara Indonesia Sports Industry Summit 2024 yang digelar oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Ia berbicara soal naturalisasi pemain Timnas Indonesia.
Dalam acara bertema Industri Olahraga Baik Tantangannya dan rencana startegis yang akan dilakukan di masa yang akan datang ini, Ratu Tisha berbicara soal langkah PSSI.
Ia tak hanya berbicara soal rencana yang dilakukan PSSI akhir-akhir ini saja, tetapi juga berbicara soal tantangan ke depan.
Saat ditanya soal Timnas Indonesia dan disinggung naturalisasi.
Ratu Tisha pun berbicara blak-blakan, bahkan saat ia ditanya soal adanya pemain naturalisasi ini apakan menjadi beban untuk Timnas Indonesia agar berprestasi.
Hal ini karena akhir-akhir PSSI telah melakukan beberapa naturalisasi pemain.
Bahkan sejak Februari 2023 lalu hingga Oktober ini, terdapat 12 pemain sudah dinaturalisasi.
Jumlah ini terus bertambah, karena saat ini juga ada Kevin Diks yang tengah dinaturalisasi.
Kevin Diks diharapkan bisa menambah kekuatan Timnas Indonesia yang tengah berjuang di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia ini.
Menanggapi hal ini, Ratu Tisha mengatakan bahwa naturalisasi yang dilakukan PSSI ini tentu tak jadi beban.
Justru ia menilai bahwa naturalisasi ini bisa menjadi inspirasi pemain-pemain muda untuk bisa menjadi lebih baik lagi agar bisa bersaing dengan pemain lainnya.
“Beban pastinya enggak ya, ini adalah satu kebanggaan bagi kita and opportunity juga,” ujar Ratu Tisha dalam acara Indonesia Sport Industry Summit 2024 yang juga dihadiri BolaSport.com, Jumat (18/10/2024), di Senayan, Jakarta.
“Ketika itu datang level of play-nya yang lebih tinggi, otomatis compete-nya kita juga harus ada di area yang lebih tinggi,” ucapnya.
“Itu pun menjadikan iklim dan suasana yang baik untuk atlet-atlet kita pun. Jadi itu menjadi satu inspirasi, harapannya bagi semua.”
Wakil Ketua Umum PSSI itu menjelaskan bahwa naturalisasi pemain untuk Timnas Indonesia itu bukan strategi jangka panjang.
Namun, itu merupakan langkah taktis atau tactical move.
Menurutnya, PSSI memiliki rencana janga panjang dan juga jangka pendek, untuk itu naturalisasi bukan bagian dari rencana jangka panjang.
“Jadi terus terang, strategi dalam memenangkan pertandingan pastinya kita tahu semua, bahwa fondasinya harus dibangun, itu for sure,” kata Ratu Tisha.
“Kita punya long term plan, kita punya mid-nya, kita punya short-nya. Naturalisasi is always tactical move.”
Baca Juga: PSSI Jamin Kenyamanan dan Keamanan Tim Lawan di Indonesia Selama Kualifikasi Piala Dunia 2026
Ia mengatakan bahwa Ketua Umum PSSI Erick Thohir juga selalu menekankan bahwa pembinaan usia dini harus terus dilakukan.
Selain itu infrastruktur pun harus diperhatikan, dan saat ini PSSI juga terus meningkatkan jumlah kepelatihan.
Dengan harapan, pembinaan usia dini pun bisa berjalan dengan apik apabila pelatih-pelatih yang ada pun memiliki sertifikasi yang layak.
“Jadi ibaratnya ini bukan strategi jangka panjang, tapi ini adalah tactical move,” jelas Tisha.
“Dimana Pak Ketum (Erick Thohir) sendiri juga arahannya terus untuk membangun fondasinya dari pembinaan di bawah,” ucapnya.
“Mulai dari areanya memperbanyak instruktur yang bisa dijangkau di seluruh provinsi di Indonesia.”
‘Dan akan meningkatkan jumlah kepelatihan tidak hanya double ataupun triple, kita inginnya hampir 10 kali lipat.”
“Dan ini atas bantuan dari Kemenpora juga, yang benar-benar mendukung program ini. Sebagai salah satu program unggulan.”
Baca Juga: Calvin Verdonk Mulai Nyaman Jadi Bahan Eksperimen Shin Tae-yong di Timnas Indonesia
“Jadi kita bisa lihat bahwa memang olahraga itu seyogyanya adalah memang gak bisa dipungkiri, untuk meningkatkan kualitas itu memang perlu kompetisi.”
Dengan adanya pembinaan usia dini dan kompetisi bisa digelar dengan apik, ke depannya diharapkan Timnas Indonesia pun bisa naik level.
Pembinaan usia dini dilakukan dan naturalisasi ini dilakukan diharapkan bukan justru jadi beban.
Namun, diharapkan para pemain bisa meningkatkan levelnya, dengan begitu kualitas Timnas Indonesia ke depannya pun bisa lebih baik nantinya.
“Baik kompetisi di dalamnya sendiri ataupun kompetisi dengan sekitarnya. Itu yang akan menaikkan level kita,” kata Tisha.
“Jadi kita tidak boleh merasa bahwa hal-hal tersebut yang tactical kita thinkingnya itu adalah satu beban,” ujarnya.
“Justru itu adalah opportunity para atelit untuk bisa berkembang lebih baik. Untuk bisa belajar lebih dalam lagi.”
“Dan itu pun bisa menginspirasi anak-anak muda kita, adik-adik kita yang ada di grassroot yang sedang berjuang, dengan sistem yang baik, nanti kita akan atur untuk penjenjangan kompetisinya, pelatihan-pelatihannya.”
“Juga salah satu yang sedang kami usung adalah masalah talent ID kita sebutnya. Jadi talent ID project atau identifikasi talent.”
Tisha menjelaskan bahwa untuk mengidentifikasi talent di Indonesia ini tidak mudah.
“Karena sebarannya yang begitu banyak dan talent itu juga bukan sekali main, dua kali main, tiga kali main bagus dibilang bagus. Enggak. Yang paling penting itu konsistensi,” tegas Tisha.
“Dan itu adalah hal yang harus memerlukan database yang terus menerus.”
“Nah dengan adanya pemain-pemain naturalisasi yang menginspirasi dan digandrungi, menurut saya itu justru menjadi salah satu topnya gitu ya, mimpinya anak-anak kita gitu di bawah untuk mereka harus terus berjuang lagi gitu ya.”
“Jadi ya ini memang dan dengan itu kita akan mendapatkan atlet atau pemain yang level of thinkingnya pun siap untuk compete di level internasional gitu. Tidak hanya disitu-situ saja gitu,” tuturnya.
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar