BOLASPORT.COM - Pembalap Ducati, Francesco Bagnaia. sudah merencanakan jalan kembali ke puncak MotoGP setelah dikalahkan Jorge Martin dalam perebutan gelar Juara Dunia MotoGP 2024 akhir pekan lalu di Circuit de Barcelona-Catalunya.
Bagnaia memenangkan 11 balapan utama pada MotoGP 2024. Catatan ini membawanya ke dalam 10 besar pembalap dalam daftar sepanjang masa untuk kemenangan Grand Prix kelas utama.
Namun, pembalap Italia itu tidak tertarik untuk merayakan angka-angka ini, sebaliknya ia hanya ingin terus menambahnya.
"Sejujurnya, saya belum berada pada titik dalam karier saya di mana saya ingin memeriksa angka-angka itu," kata Bagnaia setelah balapan MotoGP Barcelona 2024 dilansir dari Crash.
"Saya seorang pembalap yang sangat muda, dan saya pikir saya masih memiliki delapan atau 10 tahun di depan saya."
"Jadi, saya akan mencoba melakukan yang terbaik. Saya akan terus berusaha untuk menjadi secepat itu, sekuat itu, dan terus berusaha untuk meningkat."
"Yang terpenting adalah meningkatkan jumlah gelar juara, dan saya akan berusaha."
Bagnaia menambahkan bahwa meskipun ia kehilangan gelar pada 2024, tahun ini tetap menjadi tahun yang berharga baginya.
"Saya tidak menganggap musim 2024 sebagai kekalahan karena saya belajar dari kesalahan saya. Saya tahu bahwa kami kehilangan gelar juara karena kesalahan dan ini adalah sesuatu yang akan saya tingkatkan," tutur Bagnaia.
Baca Juga: Juara Dunia 2020 Joan Mir Frustrasi dan Murka dengan Honda, Tes MotoGP Barcelona Gitu-gitu Aja
"Jika kita melihat statistik Marc Marquez ia memenangkan dua gelar juara berturut-turut, kemudian ia kalah pada tahun 2015, dan kemudian ia memenangkan empat gelar berturut-turut."
"Jadi, Anda tidak pernah tahu dan saya akan mencoba melakukan yang terbaik untuk mencapai tujuan maksimal lagi."
Untuk kembali ke puncak dan merebut kembali plat nomor 1 yang dipegangnya dalam dua tahun terakhir, Bagnaia harus belajar dari kesalahan yang dibuatnya pada 2024 yang membuatnya kehilangan gelar.
"Hal pertama yang harus saya pelajari adalah memahami situasi dengan lebih baik, karena memang benar bahwa tiga dari delapan tanpa poin ini berasal dari situasi yang aneh," kata Bagnaia.
"Yang di Portimao bersama Marc, di Jerez bersama Brad (Binder), dan yang bersama Alex Marquez di Aragon."
"Jadi, saya pikir ketiganya memang benar bahwa saya telah disingkirkan oleh pembalap lain, tetapi ketiganya adalah situasi yang mungkin bisa saya hindari."
"Saat crash bersama Marc, mungkin cobalah untuk menunggu sebentar, tetapi dia lebih cepat, jadi mungkin tunggu dan jangan melewati garis finis."
"Saya mengatakan itu, tetapi ketika saya balapan, saya hanya ingin berada di depan semampu saya. Untuk tahun depan saya akan mencoba memperbaikinya."
Saat terlibat kecelakaan dengan Alex Marquez, Bagnaia mengatakan bahwa dia lebih cepat 0,4 detik.
"Saya tidak menunggu karena dia melebar jadi saya berkata 'Oke, ini kesempatan saya', dan kemudian dia menyentuh saya dan kontak membuat saya jatuh. Yang dengan Brad, sama," tutur Bagnaia.
"Jadi, saya pikir saya harus belajar dari kesalahan saya. Yang lain lebih sulit dianalisis karena saya melakukan hal yang sama, hanya masuk sedikit lebih lambat, dan saya jatuh dengan cara yang sama."
Baca Juga: Bastianini Langsung Kena Marah di Tim Barunya, Tak Bisa Seenak Jidat untuk Segera Bermanuver
"Kecelakaan lain lebih sulit dianalisis, tetapi untuk hal-hal yang saya tahu, saya melakukan kesalahan, lebih mudah dipelajari dan dipahami.""
Juara dunia 2022 dan 2023 itu mengatakan bahwa kecelakaannya pada MotoGP Emilia-Romagna, jatuh pada sprint race MotoGP Malaysia dan MotoGP Catalunya adalah kesalahan terburuk yang pernah dia buat sepanjang musim.
"Yang di Misano (Emilia-Romagna) adalah salah satu yang terburuk karena saya dengan mudah finis ketiga," katanya.
"Yang paling sulit diterima adalah di Malaysia, sejujurnya, karena saya tidak melakukan kesalahan apa pun."
"Saya masuk lebih lambat, dan mungkin itulah alasan kecelakaan itu, tetapi yang ini paling sulit diterima, seperti juga yang terjadi di sini (Sprint Catalunya)."
Bagnaia menambahkan bahwa, selain kesalahan-kesalahannya yang nyata, ia kalah pada awal tahun karena perasaan tidak nyaman di Desmosedici.
"Saya pikir bagian terburuk dari musim ini, selain kesalahan-kesalahan, adalah balapan pertama musim," aku pembalap yang akrab disapa Pecco itu.
"Saya memutuskan untuk menggunakan komponen baru pada motor, yaitu garpu baru dan lengan ayun baru, dan saya kehilangan waktu."
"Memang benar saya menang di Qatar, tetapi hingga Jerez saya kesulitan untuk menjadi cepat. Portimao selalu menjadi salah satu trek bagus saya dan saya sangat kesulitan untuk menjadi cepat, Austin sulit."
"Jadi, saya tidak senang, dan segera setelah kami memutuskan untuk kembali ke set-up standar saya, saya mulai menjadi lebih cepat dan lebih kuat. Jadi sejak saat itu semuanya menjadi lebih baik."
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar