BOLASPORT.COM - Pep Guardiola mengalami kekalahan paling memalukan sepanjang kariernya setelah Man City dibantai Tottenham Hotspur.
Pep Guardiola harus kembali memutar otak guna mengeluarkan Man City dari krisis.
The Citizens dipermalukan Tottenham Hotspur dalam lanjutan Liga Inggris di Etihad Stadium, Sabtu (23/11/2024).
Anak asuh Pep tidak berdaya menyaksikan gelontoran gol-gol James Maddison (2), Pedro Porro, dan Brennan Johnson mengoyak jaring gawang Ederson.
Erling Haaland tak kuasa menaklukkan ketangguhan Guglielmo Vicario di bawah mistar.
Masuknya Kevin de Bruyne dan Jack Grealish di seperempat jam akhir juga tidak cukup menggenjot agresivitas.
Walhasil, muncul berbagai rekor buruk akibat kekalahan memalukan ini bagi Manchester Biru.
Hasil tersebut menyusul takluknya mereka dari Spurs 1-2 (Piala Liga), Bournemouth 1-2 (Liga Inggris), Sporting CP 1-4 (Liga Champions), dan Brighton 1-2 (Liga Inggris).
Khusus di Premier League, ini merupakan kekalahan kandang pertama Man City sejak dipukul Brentford, November 2022 silam.
Mundur lagi, kekalahan dari Spurs adalah defisit terparah yang dialami Manchester City sejak berkandang di Etihad Stadium.
Dikutip BolaSport.com dari BBC, kekalahan kandang terbesar The Citizens sebelumnya terjadi pada Februari 2003 atau dua dekade silam!
Momennya ketika mereka digilas Arsenal 1-5 saat mentas di markas lama, Maine Road.
Spesifik untuk Pep Guardiola, hasil kontra Tottenham ibarat mimpi buruk.
Skor 0-4 menambah rekor kekalahan terbesar yang pernah dia alami sepanjang karier kepelatihan yang penuh gemerlap.
Hal itu sudah pernah terjadi ketika dirinya membesut Bayern Muenchen.
Dalam duel Liga Champions, 29 April 2014, Bayern asuhan Pep dihancurkan Real Madrid 0-4.
Kemudian kekalahan 0-4 juga dia rasakan ketika Man City bersua Barcelona (2016) dan Everton (2017).
Akan tetapi, musibah sekarang bisa dibilang paling memalukan karena baru pertama kali dialami Pep di depan dukungan penuh suporter klubnya sendiri.
Tidak pernah sebelumnya Pep mengalami kekalahan kandang sebesar ini.
Selepas pertandingan, pelatih asal Spanyol mengakui kelemahan timnya dalam bertahan dan menuntaskan peluang.
"Kami rapuh saat ini, tidak bisa bertahan secara baik," ujar Pep.
"Kami memulai laga dengan baik, kesulitan mencetak gol dan kemudian kebobolan. Situasinya menjadi lebih sulit."
"Saya pernah mengalaminya sebagai pemain, mungkin bukan sebagai manajer, saat tiga pertandingan pertama di Barcelona kami kalah."
"Apakah kami akan melarikan diri?"
"Tentu saja tidak, kami harus bangkit lebih hebat dari sebelumnya."
"Apa yang akan menentukan kami adalah ketika gagal, kami bertahan dan menghadapinya," tutur pria 53 tahun yang baru saja meneken kontrak baru di Man City hingga 2027.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | BBC.com |
Komentar