BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis ganda putra Indonesia, Muhammad Shohibul Fikri, berharap duetnya dengan Daniel Marthin tetap dapat mencapai performa terbaik meski kekuatan mereka mulai terbaca lawan.
Duet Muhammad Shohibul Fikri/Daniel Marthin menjadi salah satu gebrakan kombinasi baru yang dilakukan pelatnas PBSI setelah Olimpiade Paris 2024.
Bersama Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana, Fikri/Daniel diharapkan menemukan warna baru dalam permainan mereka demi menerobos peta persaingan.
Awal mula kemunculan mereka sudah membuat beberapa lawan kewalahan.
Leo/Bagas dapat menyajikan permainan yang menyulitkan Juara Dunia 2023, Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae, di kandang saat memenangi laga final Korea Open 2024.
Sementara Fikri/Daniel konsisten dengan mencapai 3 semifinal dan 1 perempat final di empat turnamen pertama mereka.
Fikri/Daniel juga membuat sensasi tatkala mengalahkan pasangan nomor satu dunia, Liang Wei Keng/Wang Chang, di hadapan pendukung lawan di China Open 2024.
Akan tetapi, Fikri/Daniel kemudian perlahan mengalami penurunan. Di beberapa turnamen terakhir, taji Fikri/Daniel seolah menguap.
Baca Juga: Update Ranking BWF - Sabar/Reza Mantapkan Diri Jadi Deputi Fajar/Rian, 1 Lagi Raja Sudah Lengser
Mereka inkonsisten dengan pencapaian yang naik-turun dan beberapa kali mudah kalah pada babak awal turnamen.
Diakui Fikri, penyebab mereka mulai mengalami kesulitan adalah karena gaya permainan dia dengan Daniel sudah mulai mudah dibaca para lawan.
Fikri/Daniel belum menemukan solusi untuk meningkatkan variasi serangan mereka.
"Meskipun di awal (berpasangan) kami bermain cukup baik, hasil-hasil terakhir memang agak menurun," aku Fikri, dikutip Bolasport dari Antara.
"Lawan-lawan yang kami hadapi juga semakin kuat dan sudah mulai bisa membaca permainan kami," papar pemain jebolan SGS Bandung itu.
Selama dipasangkan, awal kemundulan tandem Fikri/Daniel menggebrak dengan permainan agresif dan cepat.
Keunggulan Daniel dengan smes yang menggelegar makin membuat ngeri.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu serta kemudahan untuk melihat lagi video pertandingan mereka secara daring, lawan pun mulai hafal dengan gaya serangan Fikri/Daniel.
"Hasilnya kurang maksimal, terutama di penutupan turnamen (musim ini). Padahal di awalnya cukup bagus," jelas Fikri.
"Setelah tiga atau empat pertandingan, lawan-lawan sudah mulai bisa membaca gaya permainan kami," imbuhnya.
Selain itu, aspek komunikasi juga dinilai Fikri jadi kunci. Dia dan Daniel mesti memperbaikinya ketika buntu di lapangan.
Sekarang tugas Fikri adalah terus berlatih dan memperkuat chemistry dengan Daniel.
Mereka juga harus mulai menemukan cara untuk memperbanyak variasi dan mengatasi tekanan ketika serangan di lapangan terus-menerus dikembalikan lawan.
Untuk saat ini, duet mereka akan dipertahankan sampai tahun depan.
Pernah menembus 10 besar dunia bersama Bagas, cita-cita Fikri bersama Daniel dalam waktu dekat adalah menembus peringkat 15 besar.
"Tahun depan ingin masuk 15 besar dulu," ungkap Fikri yang sekarang bertengger di peringkat ke-28 bersama Daniel.
"Kalau bisa 10 ya Alhamdulillah.. Dengan jarak kemarin enam bulan, dengan jarak setahun ini ya inginnya bisa masuk 10 besar."
"Tapi tidak muluk-muluk, kalau bisa 15 besar juga Alhamdulillah," tandasnya.
Selain peringkat, Fikri juga punya impian besar bersama Daniel untuk segera mengakhiri paceklik gelar. Fikri belum pernah juara lagi setelah All England Open 2022.
Padahal, ada lima final yang dia pijak setelahnya bersama Bagas. Akan tetapi, Fikri selalu saja berakhir dengan hasil runner-up.
"Target tahun depan ya pastinya ingin naik podium," kata Fikri.
"Karena selama tahun ini berpasangan, saat sama Bagas atau Daniel, kalau tidak salah, saya belum naik podium lagi," tandasnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Antaranews |
Komentar