BOLASPORT.COM - Sudah menjadi rahasia umum bahwa Honda pernah mencoba untuk merekrut Gigi Dall'Igna dari Ducati. Kini, alasan di balik kegagalan manuver besar itu terungkap.
Upaya Honda untuk merekrut Gigi Dall'Igna diungkapkan sendiri oleh sang maestro di balik transformasi Ducati menjadi kekuatan terbesar di MotoGP saat ini.
Direkrut Ducati dari Aprilia pada 2014, Dall'Igna menyulap prestasi motor Desmosedici GP dari penghuni posisi tengah menjadi pawang trofi MotoGP melalui deretan inovasinya.
Masifnya pengembangan aerodinamika hingga ampuhnya peranti pengatur ketinggian berkendara dalam akselerasi tidak terlepas dari sosok general manager berjanggut putih itu.
Oktober tahun lalu, Dall'Igna membenarkan adanya negosiasi antara dirinya dan Honda yang tengah dilanda krisis.
Namun, dia memilih untuk bertahan meski tertarik dengan legasi lain jika mampu menuntun Honda kembali ke jati diri mereka sebagai pabrikan tersukses di MotoGP.
"Honda adalah tantangan lain yang sama menarik dan pentingnya," tukas Dall'Igna kepada La Gazzetta dello Sport, dilansir via Crash.net.
Usut punya usut, langkah Honda untuk memburu tanda tangan Dall'Igna turut dipengaruhi oleh tuntutan pembalap andalan mereka saat itu, Marc Marquez.
Alhasil, kegagalan merekrut Dall'Igna membuat Honda kehilangan Marquez.
Dengan berat hati Si Alien meninggalkan pabrikan yang telah diperkuatnya selama 11 musim sejak rookie demi bisa bersaing lagi di posisi depan.
Ironisnya, Marquez kini dipersatukan dengan Dall'Igna. Performa kuatnya bersama Gresini, tim satelit Ducati, pada 2024 membuat Ducati kepincut untuk merekrutnya.
Padahal, duet pembalap dan insinyur tersukses di MotoGP itu bisa saja berada di garasi Honda andaikan upaya mereka berhasil.
Akan tetapi, seperti diberitakan Speedweek, Honda dan Dall'Igna tidak menemukan titik tengah dengan pembagian kekuasaan dalam proyek di MotoGP.
Dall'Igna menuntut kendali penuh. Dia ingin menentukan seperti apa, bagaimana, dan dengan cara apa Honda beroperasi di MotoGP.
Permintaan Dall'Igna bertentangan dengan reputasi pabrikan Jepang yang sangat membanggakan sumber daya mereka sendiri, apalagi dalam hal pengembangan motor.
Dall'Igna benar-benar ingin mengatur semuanya.
Selain kendali penuh atas para insinyur Honda, dia menginginkan akomodasi untuk kunjungan bulanan ke Negeri Matahari Terbit demi memantau langsung kondisinya.
Disinyalir inilah batu sandungannya. Honda tidak ingin memberikan kuasa penuh kepada Dall'Igna yang notabene orang luar.
Honda diyakini sebenarnya tidak memiliki masalah dengan finansial.
Apalagi, Marquez menawarkan sebagian gaji mewahnya (kabarnya mencapai 25 juta euro atau sekitar 418,7 miliar per tahun) demi membantu misi menggaet insinyur top dari Eropa.
Pabrikan asal Asaka itu telah mendapatkan gantinya.
Honda merekrut Direktur Teknik Aprilia, Romano Albesiano, beserta Aleix Espargaro (pembalap) dan Antonio Jimenez (kepala kru) untuk tim pengujian mereka.
Albesiano juga telah membuktikan kualitasnya dengan menyulap Aprilia RS-GP dari motor yang paling tidak diinginkan menjadi satu-satunya motor non-Ducati yang bisa menang lomba.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Crash.net, Speedweek.com |
Komentar