"Ini adalah tahun yang benar-benar luar biasa dalam segala hal, tidak hanya bagi saya pribadi, tetapi juga bagi tim kami dan keseluruhan proyek. Ada banyak emosi ekstrem," ungkap Grassilli dikutip Bolasport dari Speedweek.
"Situasi di sekitar Mugello (salah satu GP seri Italia) sangat mengharukan dan pada saat yang sama sangat sulit."
"Setelah keputusan untuk posisi kedua di tim pabrikan, tugasku adalah berbicara dengan Enea. Itu bagian dari peran saya, tapi kami juga berurusan dengan orang-orang yang memiliki lebih banyak kesamaan dengan kami daripada sekadar bisnis."
"Memberitahu dia bahwa dia tidak lagi membalap bersama kami adalah pengalaman yang sangat rumit," tandasnya.
Proses pemilihan pembalap Ducati Lenovo di sebelah Bagnaia memang sempat jadi rebutan antara tiga orang.
Jorge Martin, Enea Bastianini, dan Marc Marquez.
Dari segi prestasi, Martin yang paling dekat dan memang sudah sempat dijanjikan. Kalaupun Martin menolak, Bastianini yang semula dikabarkan bertahan.
Namun dari semua itu, Ducati membuat plot twist besar dengan memilih Marquez dari tim Gresini yang sekarang telah berusia 31 tahun.
Hal tersenut, menurut Grassilli, rupanya sempat membuat geger paddock Ducati. Selama ini Martin yang sering dikabarkan kecewa, namjn ternyata Bastianini tak kalah kecewa dan bahkan marah.
Karena Bastianini berpikir bahwa kariernya di skuad Si Merah Borgo Panigale masih akan lebih lama.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar