Ia menyadari margin 2-1 terlalu rawan untuk dikejar musuh.
Pemain berdarah Maluku dengan marga Bakarbessy ini meminta rekan-rekannya untuk menunjukkan nyali dan berjuang demi meraih tiga poin.
Dia menghabiskan periode akhir pertandingan dengan meneriaki kawan-kawannya supaya tidak mengendurkan fokus.
"Saya sangat senang dengan tiga poin ini," ucap Diks seperti dikutip BolaSport.com dari laman Bold.dk.
"Saya banyak berteriak dalam 10 menit terakhir. Saya melakukannya karena kami telah berjuang keras dalam beberapa pertandingan terakhir."
"Saya pikir kami melakukannya dengan cukup baik," ujar bek yang menjalani debut dengan timnas Indonesia saat melawan Jepang, 15 November lalu.
Diks dan awak Copenhagen lainnya tentu tak mau kejadian buruk hilangnya keunggulan di menit-menit akhir terulang lagi.
Laga melawan Silkeborg di Liga Denmark awal bulan ini bisa dijadikan contoh.
Ketika itu penalti Diks pada menit ke-90+1 membuat Copenhagen unggul 2-1.
Sial bagi mereka, kemenangan di depan mata hangus secara tragis akibat gol penyama skor Silkeborg pada menit ke-90+9!
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | bold.dk |
Komentar